Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Mewakili Bupati Aceh Besar, Staf Ahli bidang keistimewaan Aceh, SDM dan Kerja sama, Bupati Aceh Besar, Adi Darma SPd MPd, mengikuti Zikir dan Doa bersama di Masjid Raya Baiturrahman, Kamis malam (14/8/2025), dalam rangka memperingati 20 tahun Damai Aceh.
Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, pimpinan SKPA terkait, para alim ulama, tokoh masyarakat, dan para jamaah.
Zikir Damai Aceh merupakan agenda tahunan sebagai bentuk syukur atas tercapainya perdamaian di Bumi Serambi Mekkah. Puncak peringatan Hari Damai Aceh jatuh pada 15 Agustus, menandai hari penandatanganan kesepakatan damai antara Pemerintah RI dan GAM di Helsinki pada 15 Agustus 2005. Pada tahun ini, zikir dan doa dipimpin oleh Ustadz Samunzir.
Menurut Adi Darma, zikir itu sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kesepakatan damai yang dicapai antara Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 lalu.
“MoU itu ditandatangani di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005, oleh pimpinan GAM dan perwakilan Pemerintah Republik Indonesia. Semenjak itu, konflik bersenjata yang telah merenggut puluhan ribu nyawa di Aceh, mulai mereda, itu menjadi titik balik kita untuk bangkit,” katanya.
Sejak awal acara, suasana khusyuk terasa ketika lantunan ayat suci Al-Qur’an dan zikir menggema. Jamaah larut dalam doa, panjatkan rasa syukur atas perdamaian yang telah terjalin sejak 2005 lalu.
“Perdamaian adalah amanah, yang harus kita jaga bersama. Mari kita isi perdamaian ini dengan karya, pengabdian, dan pembangunan,” ujarnya.
Usai zikir dan doa, Wakil Gubernur Fadhlullah yang mewakili Gubernur menyampaikan sambutan.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa bersyukur atas nikmat perdamaian yang telah terjaga selama dua dekade.
“Selama 30 tahun kita menjalani konflik bersenjata, hingga akhirnya Allah SWT memberikan rahmat perdamaian.
Alhamdulillah, kini usia damai Aceh telah memasuki 20 tahun. Mari kita renungi dan syukuri nikmat ini,” ujarnya.
Wagub menegaskan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen menjaga dan merawat perdamaian hingga ke anak cucu.
“Setiap kekurangan akan kita evaluasi dan perbaiki bersama. Setiap kelebihan akan kita syukuri. Mari terus kita jaga perdamaian ini,” tambahnya.
Acara zikir dan doa bersama ini menjadi kegiatan penting untuk mempererat persaudaraan, menumbuhkan semangat kebersamaan, dan memperteguh komitmen seluruh elemen masyarakat Aceh dalam menjaga kedamaian yang telah diraih.(AMZ)