Aceh Masih Diguyur Hujan Hingga Akhir Januari 2025

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Aceh, Muhajir. FOTO/ DOK BMKG ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh memprediksi musim hujan akan menguyur Aceh hingga akhir Januari 2025. Hal ini merujuk pada awan-awan hujan yang masih terbentuk di sejumlah kawasan di Aceh.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebutkan secara DMI (Dipole Mode Index) masih negative sehingga sebagian wilayah Aceh akan mendapatkan pembentukan awan hujan yang masih signifikan.
Sedangkan index MJO (Madden Julian Oscillation) berada di fase III dan IV yang termasuk sebagian besar Sumatra dan Jawa, juga berkontribusi pembentukan awan hujan.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Aceh, Muhajir mengatakan, selain DMI dan index MJO, prediksi angin di wilayah Aceh sedang aktif monsion Asia dari wilayah Laut China Selatan. Dimana Potensi awan hujan pada arah belokan angin dapat terjadi.
“Angin monsion asia ini masih ada di wilayah kita. ads belokan angin yang membawa uap air dari angin monsion asia ini yang juga berkontribusi membentuk awan hujan,” jelas Muhahir, di Banda Aceh, Senin (27/1/2025).

Dia menambahkan kondisi cuaca ini tidak ada sama sekali pengaruh oleh fenomena El nina di dunia. Namun dia menilai data cuaca sepanjang tahun untuk wilayah Aceh terus mengalami pergeseran. Dimana saat ini kondisi cuaca di Aceh sedang mengalami musim penghujan.

“Untuk lanina tidak ada pengaruhnya dengan kondisi ini. tapi apakah ini normal, kalau kita lihat data tahunan kondisi cuaca berbeda. Januari bisa kamarau dan saat ini kita berada di musim hujan. Baru februari nanti diperkirakan akan mulai kering,” tuturnya.

Lebih lanjut, Muhajir, menjelaskan bila dilihat dari data sepanjang tahun curah hujan saat ini lebih rendah dari November-Desember, Namun pada Januari ini sifat hujan terjadi peningkatan curah hujan di atas normal.

Sementara itu hujan di prediksi tidak merata turun di seluruh wilayah Aceh, BMKG memprediksi hujan hanya terjadi di pesisir barat Aceh, seperti Sabang, Aceh Besar, Banda Aceh, Pidie Jaya dan Bireuen.
“Untuk potensi gelombang masih juga berpengaruh di perairan Sabang–Banda Aceh. Pihaknya meminta agar pengguna jasa pelayaran dan nelayan agar waspada dan senantiasa mengikuti Informasi dari BMKG Aceh,” demikian Muhajir.(Mar/*)