Kabarnanggroe.com, Pulo Aceh – Sebanyak sepuluh siswa MIN 47 Aceh Besar mengikuti pelatihan tari tradisional Likok Pulo yang berlangsung di SMP 1 Pulo Aceh sejak 27 – 29 Oktober 2022.
Siswa MIN 47 Aceh Besar atau MIN Pulo Aceh mengikuti kegiatan yang digelar Sanggar Syech Ahmad Baidehoen pimpinan Ismairi itu merupakan rangkaian dari program revitalisasi tari tradisional Aceh Besar.
Kegiatan dengan tema Likok to School yang berlangsung selama tiga hari itu diikuti oleh 10 Perwakilan siswa MIN 47 Aceh Besar dan didampingi oleh guru pendamping.
Seperti dikutip dari website Kemendikbud,Tari Likok Pulo adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Aceh. ”Likok” berarti gerak tari, sementara ”Pulo” berarti pulau. Pulo di sini merujuk pada sebuah pulau kecil di ujung utara Pulau Sumatera yang juga disebut Pulau Breuh, atau Pulau Beras.
Tarian Likok Pulo lahir sekitar tahun 1849, Tarian ini sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa Kesultanan Aceh, diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di Desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar.
Di Desa Ulee Paya dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Likok Pulo diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi.[]