kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Profesi arsitek dinilai memiliki peran penting dalam pembangunan Aceh. Sebab profesi tersebut berbicara tentang konsep atau desain bangunan. Oleh sebab itu, diharapkan kehadiran ribuan arsitek di Aceh dapat menghadirkan tampilan bangunan yang estetik dan menarik sesuai identitas daerah.
“Keberadaan arsitek begitu dibutuhkan untuk menangani berbagai permasalahan mengenai rancang bangun, mulai dari penyusunan konsep, pengawasan, hingga menjadi sebuah produk arsitektural,” kata Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Ir. Mawardi, saat membuka acara “Sehari Bersama 1000 Arsitek Aceh” di Museum Aceh, Selasa, (11/4/2023).
Mawardi mengatakan, arsitek dituntut selalu peka terhadap perkembangan zaman dan teknologi, serta dapat berbuat yang terbaik untuk kemajuan bangsa. Salah satu tanggungjawab moral arsitek adalah membantu melestarikan bangunan bersejarah agar tetap terjaga.
“Kita sangat bersyukur, sebab Ikatan Arsitektur Indonesia telah hadir di Aceh untuk menaungi arsitek di daerah kita ini. Salah satu misi organisasi ini adalah memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota melalui program yang bermanfaat bagi anggota, masyarakat dan negara,” kata Mawardi.
Dalam kesempatan itu, Mawardi menyarankan para arsitek di Aceh aktif membangun komunikasi secara internal dan eksternal agar misi asosiasi berjalan lancar.
“Oleh karena itu Pemerintah Aceh sangat mendukung kalau silaturrahmi ini dapat dilaksanakan secara berkala agar saluran komunikasi berjalan lebih lancar. Dengan demikian berbagai masalah terkait rancang bangun dan kebijakan arsitektur dapat ditangani dengan baik,” kata Mawardi.
Sementara itu, Ketua DPD Ikatan Arsitek Indonesia Aceh, Sayed Husen, mengatakan, pihaknya sudah membangun konsolidasi dengan lima kampus di Aceh yang memiliki jurusan arsitektur. Konsolidasi tersebut dilakukan agar asosiasi arsitek Aceh dapat terhubung dengan mahasiswa, dosen dan alumni arsitektur yang ada di Aceh.
Sayed menyebutkan, acara silaturahmi sehari bersama 1000 arsitek Aceh diisi dengan berbagai kegiatan, meliputi peduli situs cagar budaya, sosialisasi anggota baru IAI dan STRA, launching call center STRA, talk show arsitektur, santunan anak yatim, buka puasa dan tarawih bersama.
“Dengan banyaknya arsitek di Aceh, kita harapkan Aceh bisa menjadi kota seperti Babylon di masa lampau, sebuah daerah yang maju dan diridhai Allah,” kata Sayed. (Adv)