Abdul Rafur Minta Retail Modern di Banda Aceh Tampung Produk UMKM Lokal

Anggota DPRK Banda Aceh, Abdul Rafur

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Kota (DPRK) Banda Aceh, Abdul Rafur, meminta setiap retail modern yang ada di ibu kota provinsi Aceh, Banda Aceh, agar menampung produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik masyarakat lokal.

Menurut Rafur, saat ini banyak pengusaha-pengusaha nasional mencari peluang di Aceh untuk meraup keuntungan, contohnya seperti Indomaret dan Alfamart. Namun, kata dia, sangat sedikit yang menampung produk UMKM milik masyarakat.

“Kenapa pemerintah enggak menekankan boleh masuk ke Banda Aceh, tapi dengan syarat menerima produk UMKM lokal sekitar 30 sampai 40 persen. Kalau tidak, keluar dari Banda Aceh,” tegas Abdul Rafur, Selasa (24/10/2023).

Ia menilai, jika semua retail modern di Banda Aceh menampung produk UMKM milik masyarakat seperti hal yang dilakukan oleh Simbun Sibreh dan Toko Ramai Pengusaha yang menampung produk UMKM lokal, maka dapat dipastikan semua industri rumahan dan pelaku ekonomi kreatif akan tetap bertahan dan semakin eksis.

“Kalau itu dijalankan, UMKM, home industri dan ekonomi kreatif akan hidup karena sudah tahu tempat penyalurannya,” ujarnya.

Bagi Rafur, Pemko Banda Aceh harus meninjau kembali setiap retail modern yang ada, jika tidak memberikan peluang produk UMKM lokal maka Pemko harus memberikan teguran, karena jelas syarat mendirikan retail modern itu ada rencana kemitraan.

“Jadi, ini perlu ditindak lanjuti, agar pelaku UMKM di Banda Aceh bisa memsarkan produknya ke retail modern,” kata Rafur.

Untuk mendapatkan produk UMKM berkualitas, pemerintah juga harus turun tangan memberikan pelatihan secara langsung kepada para pelaku usaha kecil dan menengah. Sehingga para pelaku usaha mengetahui bagaimana produk yang layak dipasarkan di retail-retail modern.

“Selama ini kan masyarakat tidak ikut andil. Padahal peluangnya cukup banyak,” ucapnya.

Selain itu, kata Rafur, kerja sama antara retail modern dengan pelaku UMKM akan membuka peluang usaha baru dan bertampak positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat karena pasarnya sudah tersedia.

“Makanya untuk menghidupkan ekonominya, minimal Indomaret dan Alfamart harus menerima produk lokal UMKM minimal 30 persen. Karena apa yang dijual di sana selama ini juga tidak kalah dengan produk UMKM masyarakat kita,” pungkasnya. (Adv)