Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Aceh Besar Bidang Tata Pemerintahan, Keistimewaan, dan Kesejahteraan Rakyat, Farhan, AP, menghadiri pembukaan Lokakarya Penguatan Kapasitas Pendampingan Kebudayaan Desa di Desa Wisata Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Rabu (23/7/2025).
Kegiatan bertajuk Lokakarya Penguatan Daya Desa dalam Rangka Program Pemajuan Kebudayaan Desa ini merupakan bagian dari program Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang digelar sejak tanggal 22 hingga 26 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pendamping kebudayaan dan memberdayakan desa melalui pendekatan berbasis budaya serta kearifan lokal.
Dalam sambutannya, Farhan menyampaikan rasa syukur atas terpilihnya Gampong Nusa sebagai lokasi pelaksanaan lokakarya untuk gelombang ketiga. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan yang telah mempercayakan Gampong Nusa sebagai tuan rumah.
“Kami menerima para peserta dengan senang hati, silakan nikmati keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat desa ini,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Besar selalu mendukung pengembangan pariwisata dan peningkatan kapasitas budaya di daerah tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa di Aceh Besar terdapat tiga desa wisata yang menjadi kebanggaan, yakni Nusa, Lubok Bate, dan Meunasah Balee.
Khusus kepada masyarakat Gampong Nusa, Farhan berpesan agar tetap menjaga budaya, adat istiadat, dan bahasa daerah.

“Jagalah adat istiadat dan budaya kita. Jika bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Bahasa daerah kita juga harus dilestarikan. Berdasarkan hasil riset UNESCO, bahasa daerah Aceh terancam punah dalam 20 tahun ke depan. Maka, kita harus mempertahankannya sebagai warisan budaya tak ternilai,” tegas Farhan.
Ia juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta dan berharap mereka dapat merasa nyaman dan betah selama mengikuti rangkaian kegiatan di Aceh Besar.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Ahmad Mahendra, M.Tr. AP, menjelaskan bahwa program ini telah diinisiasi sejak 2021, bertujuan menjadikan desa-desa di Indonesia sebagai pusat kekuatan budaya tanpa kehilangan jati diri dan kearifan lokalnya, sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Desa harus tumbuh dan berkembang, memanfaatkan potensi kebudayaannya untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, jangan sampai kita menghapus identitas dan karakter lokal. Pariwisata yang baik adalah pariwisata yang dirawat dan dijaga,” jelas Mahendra.
Ia juga menekankan empat elemen penting dalam pemajuan desa berbasis budaya, yakni identitas dan karakter, ketahanan budaya dan adat istiadat, diplomasi kebudayaan, serta kesejahteraan masyarakat.
Mahendra berharap para peserta mampu memahami kondisi desa dampingan mereka dengan baik dan mengembangkan solusi yang berkelanjutan berdasarkan informasi yang akurat dan mendalam.

“Program ini akan berhasil jika peserta mampu berinovasi, memahami karakter desa, dan menjadi penggerak solusi di lapangan,” pungkasnya.
Direktur Bina SDM Lembaga Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, S.S., M.SP, dalam laporannya menegaskan pentingnya kolaborasi antara peserta, pemerintah desa, dan masyarakat. Ia juga mengapresiasi kemajuan Gampong Nusa yang berkembang pesat pasca musibah tsunami 2024.
“Banyak hal yang bisa ditiru dari Gampong Nusa ini, terutama semangat masyarakatnya yang tidak menyerah dalam membangun kembali desa mereka,” ujarnya.
Irini juga berharap peserta mengikuti seluruh sesi kegiatan dengan serius, mengingat ini merupakan sesi ketiga sekaligus terakhir dari rangkaian lokakarya nasional tersebut. Ia berharap hasil dari sesi ini dapat melahirkan rumusan program wisata budaya yang berdampak nyata di berbagai wilayah Indonesia.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Keuchik, perangkat gampong, dan masyarakat Nusa atas sambutan dan dedikasi mereka dalam menyukseskan kegiatan ini.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, S.STP, M.Si, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh Piet Rusdi, S.Sos., Camat Lhoknga Mukhtar Yakob SSos, unsur Forkopimcam Lhoknga, Keuchik Nusa Sanusi, tokoh masyarakat, serta peserta lokakarya dari berbagai wilayah di Pulau Sumatera.
Lokakarya ini tidak hanya menjadi ajang penguatan kapasitas, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran lintas budaya dan pemahaman terhadap karakteristik desa sebagai pusat pertumbuhan berbasis kearifan lokal.(Rinaldi)