Kabarnanggroe.com, Sigli – Sebanyak 371 Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Pidie dilepas keberangkatannya oleh Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi dan dipeusijuek atau ditepung tawar oleh Tgk Abdullah Ibrahim atau akrab disapa Abu Tanjong Bungong, di Masjid Agung Alfalah, Kota Sigli, Senin (22/5/2023).
Pelepasan CJH Pidie yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini, selain dihadiri Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi, tampak juga Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail, Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali dan Kepala Kemenag Kabupaten Pidie Drs. H Abdullah yang menyalami satu persatu JCH asal Pidie usai dipeusijuk.
Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto mengatakan, dari total 371 orang jamaah calon haji yang berangkat ke menunaikan rukun Islam kelima tahun ini. Mereka berada dalam tiga kloter, yaitu Kloter dua, empat dan Kloter 11. Iapun mengapresiasi kepada segenap jajaran Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pidie yang telah berupaya bekerja maksimal.

“Teruslah mengabdi dan benahi segala kekurangan serta berikanlah pelayanan terbaik dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji,” katanya.
Pj Bupati Pidie, itu menceritakan dalam sambutan singkatnya secuil tentang kisah perjuangan Nabi Ibrahim, bersama putranya Ismail, saat membangun Ka’bah. Sebut dia, ibadah haji merupakan suatu ibadah yang diwajibkan sebagai salah satu dari rukun islam. Dengannya akan tegak agama Islam.
Bahwa perjalanan haji adalah perjalanan suci yang memerlukan kesiapan fisik dan mental. “ Ketika istri beliau Hajar berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah, mencari air untuk putranya yang kehausan, lalu muncullah sumur Zam-zam yang sampai sekarang masih mengeluarkan air yang berlimpah,” ujarnya.

Lanjut dia, Ka’bah yang akan dikunjungi oleh para jemaah, memberi pelajaran sangat berharga, di sana ada “Hijr Ismail“ yang arti harfiahnya “Pangkuan Ismail“, di sanalah Ismail Putra Ibrahim a.s, pernah berada dalam pangkuan ibunya, Hajar, seorang wanita miskin yang ditempatkan Allah SWT, di sana dan diabadikan peninggalannya untuk menjadi pelajaran bagi manusia.
Bahwa Allah memberikan kemuliaan kepada seseorang bukan karena keturunan atau status sosial, melainkan karena kedekatannya kepada Allah dan usahanya untuk hijrah dari kebatilan menuju yang haq.
“Di sana pula, saudara akan melakukan thawaf, berbaur dengan jutaan umat muslim dari berbagai negara menuju satu tujuan utama yaitu mencari ridha Allah semata, dan di Arafah, padang yang luas lagi gersang seharusnya kita menemukan ma’rifah pengetahuan sejati tentang jati diri,”tutupnya.