Daerah  

Aceh Harus Perkuat Pertahanan Lawan Kalsel

Penonton penuhi Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh menyaksikan laga Tim Aceh versus Jawa Timur di semi final, dimenangkan Jatim 3-2. FOTO/ MUHAMMAD NUR

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh — Tim Aceh telah melupakan kekalahan 2 – 3 atas Jawa Timur di semi final dan kini fokus menghadapi laga perebutan medali perunggu dengan Kalimantan Selatan, di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024).

Laga dengan Kalimantan Selatan menjadi sangat penting bagi Aceh untuk meraih kemenangan, sehingga bisa mendapatkan medali perunggu pada PON XXI Aceh – Sumatera Utara ini.

Irwady A Ghafar, salah seorang pengamat sepakbola di Banda Aceh, Selasa (17/9/2024) siang, menyebutkan lini pertahanan Aceh harus diperbaiki dan diperkuat menghadapi Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Untuk mencegah kegagalan lagi, tim Aceh harus memperkuat lini pertahanan, seperti Jatim yang menempatkan lima pemain di garis pertahanan,” ujarnya.

Dia berharap, tim Aceh tidak mengulangi kesalahan ketika lawan Jatim, saat menyerang, lini pertahanan menjadi berkurang dan hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Jawa Timur.

Irwady A Ghafar, salah seorang pengamat sepakbola di Banda Aceh, Selasa (17/9/2024) siang. FOTO/ MUHAMMAD NUR

Dari pertandingan semifinal tersebut, dia menilai tim sepakbola Aceh harus memperbaiki lini pertahanan lebih kuat lagi.

Ditambahkan, jika ada sebuah pelanggaran terhadap pemain Aceh, maka harus tetap bergerak ke posisi masing-masing, sebelum wasit menyatakan ada pelanggaran atau tidak.

“Kasus terjadinya gol balasan Jatim, jelas-jelas lengahnya para pemain Aceh seusai salah satu pemain Aceh terjatuh di sisi kiri jantung pertahanan Jatim,” ujarnya. Dua gol lainnya, katanya, juga akibat sangat bersemangat menyerang, sehingga melupakan garis pertahanan.

“Ini tidak boleh lagi terjadi saat melawan Kalimantan Selatan untuk memperebutkan perunggu,” harapnya. Disebutkan, tim sepakbola Aceh harus memperoleh perunggu, seusai emas gagal diraih, karena dijegal oleh Jawa Timur.

Sementara itu, pertandingan memperebutkan perunggu dan emas berlangsung pada hari yang sama, pada Rabu (18/9/2024). Pada pukul 16.15 WIB, Aceh bertanding melawan Kalimantan Selatan untuk memperebutkan medali perunggu dan malam harinya, pukul 20.15 WIB, partai final memperebutkan emas antara Jawa Barat dengan Jawa Timur di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh.

Sengit

Jalannya, pertandingan semifinal sepakbola PON XXI Aceh-Sumut, antara tuan rumah Aceh dengan Jawa Timur berlangsung sengit. Pada menit-menit awal, Aceh langsung mendobrak pertahanan Jatim, dengan hasil, Refsyanyah melesakkan gol pada menit ke-4 di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh pada Senin (16/9/2024) malam.

Permainan langsung berlangsung menarik, dimana kedua tim saling jual-beli serangan, khususnya Aceh yang berusaha menambah pundi-pundi gol. Naas bagi tim Aceh yang didukung ribuan penonton yang memenuhi tribun untuk memberikan dukungan penuh, sebuah serangan balik pada menit ke-30 menjadi petaka bagi Aceh, gawang Aceh bobol, sehingga skor menjadi 1-1.

Hal itu berawal dari gagalnya serangan tim Aceh ke garis pertahanan Jatim, bola berhasil direbut oleh pemain Jatim yang menyebabkan pemain Aceh terjatuh di sisi kiri luar gari gawang. Tetapi, wasit tidak melihat sebagai pelanggaran.

Saat pemain Aceh menilai sebagai sebuah pelanggaran, para pemain Jatim langsung melakukan serangan balik ke pertahanan Aceh. Para pemain Aceh yang terkejut, berusaha mengejar bola, tetapi gagal, sehingga bola berhasil dilesatkan ke gawang.

“Lini pertahanan Aceh tidak siap menerima serangan balik yang tiba-tiba dari Jatim, karena menduga ada pelanggaran, tetapi wasit menilai tidak, sehingga pemain Aceh lengah dan dimanfaatkan dengan baik oleh pemain Jatim,” katanya.

Dia menambahkan pergantian kapten tim Aceh, Haikal, juga telah menyebabkan lini pertahanan lemah. Dikatakan, Jatim memanfaatkan kelemahan tim Aceh setelah pergantian kapten tim, Haikal yang cedera.

“Serangan balik Jatim yang cepat pada menit ke-30 dan 38 babak pertama, seusai serangan tim Aceh memperlihatkan tidak siapnya lini pertahanan Aceh menahan gempuran penyerang Jatim,” jelasnya.

Tim Aceh terus berusaha menyamakan kedudukan pada babak pertama, tetapi tidak berhasil menambah gol sampai pluit wasit dibunyikan dan skor bertahan 2-1 untuk keunggulan Jatim. Memasuki babak kedua, tim Aceh kembali menggebrak pertahanan Jatim, namun terbaca oleh pelatih Fachri husaini.

Adi menjelaskan juru taktik Jatim itu, langsung menempatkan lima pemain belakang sekaligus untuk menjaga keunggulan, sehingga sulit ditembus oleh tim Aceh.

Tuan rumah yang mendapat dukungan kuat penonton keasyikan menyerang, sehingga kembali terjadi serangan balik pada menit ke-72, dan skor berubah menjadi 3-1.

Dia menyayangkan kartu merah untuk pemain Aceh, seusai mendapat kartu kuning kedua, sehingga harus bermain dengan 10 orang pada menit-menit terakhir pertandingan. Ditambahkan, upaya keras tim Aceh membuahkan hasil pada menit ke-88, untuk memperkecil skor menjadi 3-2. Namun, hingga pluit dibunyikan wasit, skor tidak berubah dan Jatim masuk final melawan Jawa Barat yang mengalahkan Kalimantan Selatan. (Muh).