Kabarnanggroe.com, Aceh Besar – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10 Aceh Besar menggelar kegiatan Orientasi Siswa Baru Madrasah (OSIBAMA) Tahun Pelajaran 2025/2026 yang berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (16/07/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kasi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Agama Aceh Besar, H. Suryadi, S.Ag, M.Pd, serta dihadiri oleh Pengawas Madrasah MI Suwarni, S.Pd.I.
Sebanyak 78 siswa baru antusias mengikuti rangkaian kegiatan OSIBAMA yang digelar di kompleks MIN 10 Aceh Besar di bawah arahan langsung Kepala Madrasah Hardini, S.Pd.I.
Dalam sambutannya, H. Suryadi menekankan pentingnya pengenalan lingkungan madrasah yang ramah anak, sarat nilai spiritual, dan didukung semangat kebersamaan. Ia juga mengapresiasi langkah MIN 10 Aceh Besar yang mulai menerapkan pendekatan baru dalam proses belajar, yaitu Kurikulum Cinta.
MIN 10 Aceh Besar menjadi salah satu madrasah yang mulai mengadopsi konsep Kurikulum Cinta—sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan kasih sayang, perhatian emosional, serta nilai-nilai spiritual dalam proses pendidikan.
“Anak-anak zaman sekarang hanya mampu fokus serius selama 10 menit. Lewat dari itu, mereka mulai gelisah atau sibuk sendiri. Tapi kalau pendekatannya lewat hati, seperti cerita, nyanyian, atau shalawat, semangat mereka bisa kembali menyala,” ujar Pengawas Madrasah Suwarni, S.Pd.I.
Dalam kurikulum ini, setiap sesi belajar berdurasi 10 menit akan diselingi dengan 1 menit shalawat, dzikir pendek, atau lagu edukatif. Metode “Belajar 10 Menit, Shalawat 1 Menit” menjadi salah satu ciri khas pendekatan ini. Anak-anak terlihat lebih tenang, bahagia, dan tetap antusias mengikuti pelajaran.
Kegiatan OSIBAMA tahun ini dikemas secara kreatif dan menyenangkan. Selain sesi pengenalan lingkungan madrasah dan dewan guru, OSIBAMA juga dimeriahkan dengan: Penampilan seni dari kakak kelas, Lomba mewarnai yang didukung produk Susu Zee, Kegiatan spiritual berupa Yasinan dan tausiah.
Hari ketiga OSIBAMA ditutup dengan pembacaan Yasin bersama dan sesi motivasi belajar bersama Ustaz Amrul Amin, B.A, seorang motivator pendidikan Islami dari Banda Aceh. Dalam tausiyahnya, Ustaz Amrul mengajak para siswa untuk menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu, Nabi, orang tua, dan guru.
“Pendidikan bukan hanya soal angka dan hafalan, tetapi juga membentuk karakter sejak dini. Kita tanamkan cinta agar semangat belajar tumbuh dari hati,” tuturnya penuh semangat.
Kurikulum Cinta bukanlah bentuk pelemahan materi ajar, melainkan bentuk adaptasi terhadap kondisi psikologi anak zaman digital. Guru-guru di MIN 10 Aceh Besar diajak untuk lebih kreatif menciptakan suasana kelas yang menyentuh hati dan menyenangkan.
“Guru harus tetap semangat mengajar, meski kadang-kadang anak-anak belum sepenuhnya paham. Karena cinta dan kesabaran guru adalah energi utama yang membentuk masa depan anak-anak kita,” tutup Suwarni.
Dengan semangat baru ini, MIN 10 Aceh Besar tidak hanya membentuk siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami dan penuh kasih sayang.(Herman/*)