Sekretaris Dekranasda Aceh Besar Sambut DWP DPMPTSP Aceh di Rumoh Malaka Batik

Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.I.P. MM mendampingi DW DPMPTSP Aceh cara membatik di Rumoh Malaka Batik, Gampong Lam Ara Cut, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar. Rabu (14/08/2024). FOTO/ BEDU SAINI

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Sekretaris Dekranasda Aceh Besar Enni Zusniati bersama Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Aceh Besar Cut Rezky Handayani S.IP. MM menyambut Darma Wanita Persatuan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DWP DPMPTSP) Aceh di Rumoh Malaka Batik, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Rabu (14/8/2024).

Kedatangan DWP DPMPTSP Aceh ke Rumoh Malaka Batik, ingin melihat langsung bagaimana proses pembuatan batik di tempat tersebut. Tidak hanya itu mereka juga melihat berbagai hasil produksi di lokasi tersebut. “Tadi mereka pertama masuk melihat-lihat berbagai hasil produksi batik di sini mulai dari Malaka Batik yang motifnya berbagai macam seperti Motif Masjid Oman, Motif Jantho, Motif Teungku, Motif Seulawah dan sebagainya,” ujar Cut Rezky kepada media.

Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.I.P. MM foto bersama DW DPMPTSP Aceh seusai meninjau pembuatan batik motif Aceh di Rumoh Malaka Batik, Gampong Lam Ara Cut, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar. Rabu (14/08/2024). FOTO/ BEDU SAINI

Selain itu kata Cut Rezky, kaum wanita dari DPMPTSP itu juga melihat batik solanda, kasab ijo dan gerabah, bahkan mereka juga langsung ke dapur pembuatannya untuk melihat proses pembuatan batik. “Iya, mereka tadi juga langsung pingin ke dapur ingin melihat proses pembuatannya, dan sebagian dari mereka ada yang ingin mencobanya,” kata wanita yang akrab disapa Cut Anda itu.

Cut Rezky mengatakan Rumoh Batik Malaka ini baru diresmikan sejak 23 Desember 2023 yang lalu dengan memanfaatkan gedung terbengkalai yang ada di komplek perkantoran kantor Camat Kuta Malaka. “Ini dulunya bekas bangunan Industri Kecil Kuta Malaka dan sudah terbengkalai selama 8 tahun, jadi kita manfaatkan gedung terbengkalai ini untuk dijadikan produksi asli daerah berupa batik dan sebagainya, makanya ini kita namakan Rumoh Malaka Batik, karena di sini memang sentral batik,” jelasnya.

Mengenai kedatangan DWP DPMPTSP Aceh ke Rumoh Malaka Batik, Cut Rezky mengatakan memang keinginan dirinya untuk mengajak mereka melihat langsung bagaimana proses pembuatan batik Aceh Besar. “Ini memang merupakan kegiatan rutin DWP DPMPTSP Aceh dan saya sengaja mengajak ke sini untuk melihat langsung bagaimana proses pembuatan batik, karena agenda rutinitas DWP DPMPTSP Aceh memang begini, terkadang programnya melihat produksi kue, kadang-kadang juga melihat-lihat seperti produksi batik ini, mungkin ke depan melihat produksi daerah yang lain, sesuai agenda yang disepakati,” imbuhnya.Cut Rezky mengucapkan terimakasih kepada DWP DPMPTSP Aceh yang sudah meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Rumoh Malaka Batik.

“Dan telah langsung melihat dari mana dimulainya, pewarnaannya, pengeringannya hingga selesai pembuatannya,” tutur Cut Rezky.

Sementara itu salah satu perwakilan DWP DPMPTSP Aceh Nona mengatakan dirinya sangat menyukai proses pembuatan ini dan baginya ini sangat menarik. “Ini sangat menarik, prosesnya ini benar-benar sangat menarik dan saya sangat menyukainya, dan wajar saja harganya mahal prosesnya juga sangat sulit dan waktu penyelesaiannya juga bisa dibilang lama, jadi wajar ya kalau harganya bisa sampai jutaan,” katanya.

Nona juga mengatakan dirinya sangat ingin mengikuti pelatihannya dan ingin belajar membuat batik, karena menurutnya selain untuk dipakai sendiri jiga dapat menghasilkan rupiah.
“Saya benar-benar ingin mempelajarinya, jika ada pelatihan saya ingin mengikutinya, dan hasilnya ini bisa dipakai untuk diri kita sehati-hari bisa juga untuk menghasilkan rupiah,” pungkasnya.

Selain DWP DPMPTSP Aceh, hari ini Rumoh Malaka Batik Aceh Besar juga dikunjungi Putri Budaya Aceh tahun 2024 Siti Namira Azani, kedatangannya ke Rumoh Malaka Batik untuk mempersiapkan bahannya pada lomba tingkat nasional yang akan digelar pada bulan Oktober mendatang.

Siti Namira ingin memperkenalkan produksi Rumoh Malaka Batik sebagai bahan persiapannya pada even tingkat nasional nanti.

Karena menurutnya Kabupaten Aceh Besar selain memiliki alam yang indah juga banyak ragam budayanya, jadi karena banyak ragam budaya itulah dirinya ingin mengambil beberapa produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Aceh Besar. “Aceh Besar kan selain memiliki alam yang indah, kan banyak ragam budayanya, jadi saya ingin memperkenalkan salah satu hasil karya UMKM Aceh Besar di ajang nasional nantinya di Sulawesi,” pungkasnya.(Rinaldi)