Pasar Murah Langkah Tepat Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Foto: Ir Mohd Tanwier MM, Kadisperindag Aceh

kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pasar murah merupakan satu langkah Pemerintah Aceh untuk meningkatkan daya beli masyarakat, daya beli yang tinggi akan sangat membantu meningkatkan perekonomian, hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dsiperindag) Aceh, Ir. Mohd. Tanwier, MM ditengah gencarnya Pemerintah Aceh menyelenggarakan pasar murah guna menekan laju inflasi di Aceh.

Tanwier juga mengatakan, daya beli akan berkaitan dengan tingkat konsumsi, harga, dan pendapatan. Masyarakat dengan daya beli yang rendah atau memiliki pendapatan yang relatif kecil akan mengkonsumsi produk dengan harga yang relatif lebih murah dan jumlah yang lebih sedikit. Keadaan tersebut terjadi agar masyarakat dalam ekonomi tertentu mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhannya terutama kebutuhan primer.

“Berbagai faktor dapat mempengaruhi daya beli masyarakat seperti inflasi, nilai dari PDRB, dan UMK (Upah Minimum Kabupaten). Inflasi di suatu wilayah akan menggambarkan kenaikan harga-harga secara umum yang berlaku dalam suatu perekonomian di wilayah tertentu. Aceh juga menjadi wilayah terkena imbas kenaikan harga, jadi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita sediakan kebutuhan pokok dengan harga murah, sepaya daya beli masyarakat terus meningkat,” katanya.

Kadisperindag juga menjelaskan, kondisi Aceh saat ini masih relatif aman, karena daya beli masyarakat masih terjaga, meskipun ada kenaikan harga bahan pokok di tengah masyarakat, apalagi kondisi saat ini dibeberapa wilayah terjadi banjir yang sedikit menganggu pasokan barang dari Medan, ia optimis kondisi inflasi di Aceh akan teratasi jika nanti kondisi sudah normal kembali.

“Kenaikan harga bahan pokok juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca hujan saat ini, namun saat cuaca normal, insya Allah inflasi yang terjadi dapat ditekan sampai dalam kondisi normal kembali,” tutur Tanwier.

Ia juga menjelaskan, beberapa waktu lalu Pemerintah Aceh juga menyebar 1500 ton beras premium ke lima kabupaten di Aceh, dengan harapan beras premium tersebut menjadi langkah menekan laju inflasi yang terjadi, penyebaran beras tersebut juga sebagai penyeimbang supplay dan demand sebagai faktor terjadinya inflasi.

“Salah satu yang menjadi sebab terjadinya inflasi ini, tidak lain adalah karena ketimpangan supply dan demand terhadap bahan makanan, nah kita Bersama Perum Bulog dan lintas sektor lainnya sepakat untuk menyebar beras tersebut ke beberapa kabupaten untuk menjaga keseimbangan permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok,” ungkapnya.

Ia menambahkan, mengatasi kondisi tersebut, Pemerintah Aceh bergerak cepat dengan melakukan pasar murah dan operasi pasar. Operasi pasar akan berlangsung empat tahap yakni pasar murah tahap 1 dilaksanakan  tgl 7  sampai 14  November 2022 di 23 kabupaten/kota fokus kantong-kantong kemiskinan. Operasi pasar khusus komoditi  beras tanggal 3 November  sampai dengan tanggal 7 Desember 2022 setiap hari di daerah pengukur inflasi yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe, Aceh Utara  dan Aceh Barat. Kemudian tahap ketiga, operasi pasar  12 titik lokasi, mulai tanggal 28 November 2022, komoditi sesuai permintaan  kabupaten/kota terhadap komoditi harga  tertinggi dan berpengaruh terhadap inflasi. “Operasi pasar tersebut khusus untuk komoditi bahan makanan yang harganya mengalami kenaikan tertinggi,” ujarnya.

Selanjutnya pihaknya akan menyelenggarakan pasar murah tahap 2 di 23 kabupaten/kota mulai tanggal 1 sampai 4 Desember 2022 sebagai pengendalian inflasi. “Tujuan dari operasi pasar ini adalah untuk membantu masyarakat agar lebih mudah mendapatkan bahan makanan dengan harga yang lebih murah,” katanya.

Operasi pasar khusus di lima kabupaten/kota di Aceh dalam upaya menekan laju inflasi dengan subsidi Rp2 ribu per kilogram. Harga jual beras premium kemasan Isi 5 kilogram Rp53 ribu dan isi 10 kilogram Rp105 ribu ke konsumen akhir. (Adv)