Daerah  

Antisipasi Kecelakaan, BPBD Kota Banda Aceh Gelar Patroli Rutin di Lokasi Wisata

Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh melaksanakan patroli rutin mingguan di lokasi wisata Ule Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. FOTO/HUMAS BPBD BANDA ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan di lokasi wisata, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh melaksanakan patroli rutin mingguan di lokasi wisata.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banda Aceh, Rizal Abdillah, SSos, MSi mengatakan, musibah sering terjadi karena ketidak pahaman seseorang terhadap ancaman yang terjadi, oleh karena itu, BPBD senantiasa waspada terkait hal-hal tersebut dengan melakukan patroli rutin di tempat wisata, terlebih pada hari libur, lokasi wisata padat dikunjungi wisatawan.

“Khususnya daerah wisata pantai dan sungai, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apalagi kondisi penghujan saat ini, kita terus waspada, khususnya lokasi wisata, jangan sampai ada korban akibat kita tidak paham maupun kurang siaga terhadap bencana,” katanya di Banda Aceh, Jumat (11/11/2022).

Menurutnya, bentuk patroli yang dilakukan tersebut meliputi pemantauan di sekitar lokasi pantai atau pun sungai di objek wisata, mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang membahayakan.

“Selain itu, upaya yang dilakukan petugas dengan cara mengimbau masyarakat atau pengunjung wisata agar tidak mandi di pantai atau pun di sungai,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, memantau prakiraan cuaca sebelum berwisata sangat penting untuk dilakukan. Calon wisatawan tentu akan berniat mengeluarkan biaya akomodasi yang tidak sedikit untuk berlibur, agar menjadi liburan yang mengasyikan, selamat dan efisien namun jika tidak siaga dan menyebabkan kecelakaan tentu saja bukan hal yang bagus.

“Karena kebanyakan korban kecelakaan wisata kurang memahami cuaca dan kondisi tempat wisata, sadar wisata tidak hanya menjaga lokasi wisata saja tapi juga memahami hal-hal lainnya yang bisa saja menyebabkan kecelakaan,” ungkap Ardi.

Ia menambahkan perlu dibangun budaya sadar bencana sehingga wisatawan dan pelaku wisata, yang berisiko menimbulkan becana dapat dihindari bersama.

“Pemerintah provinsi dan daerah sifatnya hanya sebagai pengarah karena muaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan penting untuk menjaga lingkungan,” tegasnya.

Ardi menuturkan, menjaga kelestarian alam sekitar juga merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk membantu pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan adanya pariwisata berkelanjutan tidak hanya dari faktor ekonominya saja yang dipikirkan, namun dari kelestarian alam dan budayanya juga diperhitungkan. Sehingga dapat menjamin kestabilan pariwisata di masa depan tanpa adanya dampak kerusakan lingkungan.

“Selain faktor keselamatan, menjaga lingkungan juga bagian dari mengembangkan sektor ekonomi lewat pariwisata, jadi kami berharap masyarakat saat berwisata sebaiknya juga memperhatikan kondisi alam, penting juga menjaga alam karena itu juga bagian dari penanggulangan resiko bencana,” tuturnya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banda Aceh, Rizal Abdillah, SSos MSi

Ardi juga menjelaskan, pada dasarnya, wisata dan mitigasi apabila dilihat memiliki arti dan tujuan yang jauh berbeda dimana wisata yang berarti bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, dan bersenang-senang, sedangkan mitigasi memiliki arti serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

“Namun kedua kosakata ini dapat dikolaborasi dalam istilah wisata mitigasi yang memiliki pengertian yang sederhana yaitu berwisata atau bersenang-senang sambil mempelajari langsung dilapangan tentang potensi bencana dan upaya pengurangan risikonya,” jelasnya.

Menurutnya, mengawinkan wisata dan mitigasi di Banda Aceh merupakan hal yang mungkin dilakukan karena wilayah yang berpotensi bencana di Banda Aceh adalah juga wilayah yang memiliki potensi wisata yang besar.

“Contoh saja pantai Ule Lheue yang terdampak tsunami pada 2004 silam merupakan daerah tujuan wisata yang diminati oleh warga Banda Aceh dan sekitarnya. Terbukti sebagian besar korban bencana berasal dari wisatawan yang sedang menghabiskan waktu libur dikawasan tersebut. Tentunya hubungan antara potensi bencana tinggi dan potensi wisata besar ini bukan kebetulan karena proses tektonik dan vulkanik membentuk rupa pantai yang indah dan nyaman untuk bersantai didaerah tersebut, jadi mari sama-sama siap siaga terhadap ancaman bencana,” pungkasnya. (Muiz)