Pemerintah Aceh Sebarkan 1.500 Ton Beras ke Lima Kabupaten untuk Atasi Inflasi

Sejumlah pejabat memantau beras premium milik Bulog yang akan disebarkan ke lima kabupaten sebagai upaya menakan angka inflasi Aceh, Kamis (3/11/2022). FOTO/ ABDUL MUIZ

kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Guna menekan angka inflasi yang terjadi di Aceh, Pemerintah Aceh menyebar 1500 ton beras premium ke lima kabupaten diseluruh Aceh. Pemerintah Aceh melaksanakan operasi pasar khusus di lima kabupaten/kota di Aceh dalam upaya menekan laju inflasi di provinsi setempat.

“Salah satu yang menjadi sebab terjadinya inflasi ini, tidak lain adalah karena ketimpangan supply dan demand terhadap bahan makanan,” Kata Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam pidato tertulis dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Dr. H. Iskandar, AP, S.Sos, M.Si,, di Aceh Besar, Kamis (3/11/2022).

Ia menjelaskan dari sisi supply, inflasi didorong akibat terbatasnya pasokan sejumlah komoditas pangan dan dari sisi demand, karena naiknya permintaan akan barang dan jasa serta ikut dipengaruhi hambatan seperti transportasi, gagal panen, dan gangguan cuaca juga turut mempengaruhi terjadinya inflasi.
“Karena itu Pemerintah Aceh melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh bekerja sama dengan Kantor Wilayah Perum Bulog Aceh bergerak cepat mengatasinya dengan mengadakan operasi pasar dan pasar murah di sejumlah daerah,” ujarnya.

Sementara, Kepala Perwakilan Bank (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani, mengatakan Bulog di Aceh mempunyai tantangan sendiri, sebab dari hitungan hasil panen sebenarnya Aceh suplus satu juta ton beras. Sementara konsumsi masyarakat sekitar 500 ribu ton beras pertahun.
Namun, pihak Bulog harus mengelola dengan baik karena pada saat musim panen yang membeli beras dari petani bukan hanya bulog karena bulog mempunyai kapasitas terbatas.

“Karena adanya harga HTP tertentu saja dan berlaku di seluruh Indonesia, di Aceh selain pembeli gabah juga dari pembisnis Medan yang membeli untuk dibawa ke luar Aceh,” kata Achris.
Ia menambahkan perolehan beras dari petani di Aceh hanya 40 persen dari hasil panen yang bisa dibeli oleh Bulog dan pengusaha lokal Aceh dan 60 persen beras di Beli oleh pengusaha medan.
“Selain itu Bulog membutuhkan beras sebanyak 50 persen dan untuk memenuhi itu kita terpaksa mencari 10 persen lagi dari luar,” pungkasnya. (Adv)