MPD Kota Banda Aceh Dorong Media Pembelajaran Berbasis Komunitas untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Foto bersama pada kunjungan kerja MPD Kota Banda Aceh ke SDN 36 Kota Banda Aceh, beberapa waktu lalu. FOTO/ DOK MPD KOTA BANDA ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Banda Aceh mendorong penerapan media pembelajaran berbasis komunitas sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih kontekstual dengan kehidupan masyarakat. Langkah ini menjadi bagian dari upaya penguatan pilar pendidikan lokal yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

Ketua MPD Kota Banda Aceh, Dr Drs H Salman Ishak MSi, menyebutkan bahwa paradigma pendidikan saat ini perlu diperluas dari ruang kelas menuju ruang sosial masyarakat. Ia menilai komunitas memiliki potensi besar untuk dijadikan media belajar yang hidup dan aplikatif.

“Media pembelajaran tidak harus selalu berupa buku atau ruang kelas. Komunitas di sekitar siswa sebenarnya adalah sumber pembelajaran yang sangat kaya dan relevan dengan kehidupan mereka,” ujar Salman, di Banda Aceh, Kamis (2/10/2025).

Menurutnya, pembelajaran yang melibatkan komunitas akan memperkuat aspek karakter dan nilai-nilai sosial seperti gotong royong, tanggung jawab, dan kejujuran. Proses belajar semacam ini diyakini mampu melahirkan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkepribadian dan berdaya sosial tinggi.

Salman mencontohkan berbagai kegiatan yang bisa menjadi media belajar, seperti aktivitas keagamaan di gampong, pelatihan kerajinan tradisional, hingga keterlibatan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

“Anak-anak kita harus belajar dari realitas sosial yang mereka hadapi. Di situlah nilai-nilai luhur dan kearifan lokal bisa ditanamkan secara langsung,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Sekretariat MPD Banda Aceh Mukhlizal SH MSi menambahkan bahwa pihaknya tengah menyusun panduan praktis untuk membantu guru dan sekolah mengimplementasikan model pembelajaran ini. Panduan tersebut akan mengatur bentuk kolaborasi, metodologi, hingga cara mengukur hasil belajar berbasis komunitas.

“Ini bukan program sesaat, melainkan bagian dari visi jangka panjang MPD untuk membangun ekosistem pendidikan yang relevan dan partisipatif,” tegas Mukhlizal.

MPD berharap, melalui media pembelajaran berbasis komunitas, pendidikan di Banda Aceh dapat lebih bermakna, inklusif, dan berakar pada budaya serta kearifan lokal masyarakatnya.(Adv)