Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang menyentuh aspek kehidupan nyata, Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Banda Aceh mengajak sekolah-sekolah di daerah ini untuk membuka ruang kolaborasi dengan berbagai komunitas lokal. Pendekatan ini diyakini mampu memperkuat pendidikan holistik yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga karakter dan sosial budaya.
Ketua MPD Kota Banda Aceh, Dr Drs H Salman Ishak MSi, mengatakan bahwa sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menjalankan fungsi pendidikan. Ia menilai keterlibatan komunitas, tokoh masyarakat, dan orang tua merupakan faktor penting dalam membangun pembelajaran yang berkelanjutan.
“Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru di sekolah. Komunitas dan masyarakat sekitar harus ikut berperan aktif. Itulah mengapa kami menyebutnya sebagai media pembelajaran berbasis komunitas,” ujar Salman, di Banda Aceh, Kamis (2/10/2025).
Ia menjelaskan, model kolaborasi antara sekolah dan komunitas dapat diwujudkan dalam bentuk program magang siswa, kegiatan pengabdian masyarakat, observasi lapangan, hingga pelibatan orang tua sebagai mentor tematik.
Pendekatan ini juga sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman nyata.
“Ketika siswa belajar melalui pengalaman langsung, mereka akan lebih mudah mengembangkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas,” tambahnya.
Untuk mendukung langkah ini, MPD berencana berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta stakeholder terkait agar hadir kebijakan dan pelatihan bagi guru. Menurut Salman, kesiapan tenaga pendidik menjadi kunci keberhasilan penerapan model ini.
“Guru perlu dibekali kemampuan mengaitkan materi pelajaran dengan potensi lokal dan aktivitas komunitas. Ini tidak bisa spontan, harus lewat pelatihan dan dukungan regulasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekretariat MPD Banda Aceh Mukhlizal SH MSi mengungkapkan bahwa MPD sedang merancang panduan kerja sama antara sekolah dan komunitas agar pelaksanaannya terukur dan efektif. Panduan tersebut mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi hasil belajar siswa di lingkungan sosial mereka.
“Kami ingin pendidikan di Banda Aceh tumbuh dari masyarakatnya sendiri. Sekolah dan komunitas harus saling menguatkan agar anak-anak kita tumbuh sebagai generasi berkarakter dan terhubung dengan budayanya,” pungkas Mukhlizal.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, MPD Kota Banda Aceh berharap terbentuk ekosistem pendidikan yang lebih hidup, dinamis, dan berakar kuat di tengah masyarakat.(Adv)