Wisata  

Hutan Mangrove Langsa Jadi Ikon Destinasi Wisata Bahari

Hamparan hutan Mangrove di Kota Langsa. FOTO/SCREENSHOT

Kabarnanggroe.com, Langsa – Mangrove Forest Park merupakan salah satu Hutan Mangrove terbesar di Asia Tenggara terletak di Kota Langsa dan telah menjadi destinasi wisata bahari yang selalu menjadi tempat pilihan bagi masyarakat lokal dan non lokal, dalam maupun luar negeri.

Hutan Mangrove ini memiliki nuansa yang berbeda yang patut untuk dikunjungi dengan akses ke lokasi yang mudah, petunjuk arah yang jelas serta udaranya yang sangat sejuk, hingga rimbunnya tumbuhan bakau membuat kesan yang berbeda bagi pengunjung.

Hanya memerlukan jarak tempuh 15 menit dari kota Langsa melewati jalan Kuala Langsa. Hutan mangrove Kota Langsa ini selain sebagai tempat ekowisata yang penuh pesona, juga sumber ekonomi potensial bagi masyarakat sekitar. Perlu usaha bersama dalam rehabilitasi dan pengembangannya.

Jika ke Kota Langsa, maka jangan lupa berkunjung ke ekowisata hutan mangrove di Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa untuk menikmati keindahan hamparan hutan bakau di areal seluas 8.000 hektare tersebut.

Untuk menikmati keindahannya, bisa naik ke sebuah menara yang disebut sebagai Tower Manggrove Forest Park Langsa. Tower setinggi 45 meter ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada Jumat, 15 April 2022 lalu.

Sandiaga Uno menilai hutan mangrove Kota Langsa bukan destinasi bukan kaleng-kaleng. Kata dia, objek wisata berskala internasional atau dunia. Dia juga menyatakan, destinasi wisata ini merupakan pabrik oksigen terbesar di Asia Tenggara.

Pengunjung memasuki pintu masuk ke area hutan Mangrove di Kota Langsa. FOTO/SCREENSHOT

Bangunan menara di tengah hutan mangrove itu terdiri dari delapan lantai dan dapat memuat hingga 100 orang. Dari atas menara itu pengu njng juga bisa menikmati keindahan hamparan hutan mangrove di bibir pantai Selat Malaka tersebut.

Di hutan mangrove terbesar di Asia Tenggara tumbuh lebih dari 30 spesies mangrove, termasuk beberapa jenis mangrove yang langka. Hutan menggrove Kota Langsa itu merupakan suatu daya tarik yang selain dikunjungi oleh para wisatawan, juga menjadi lokali penelitian berbagai peneliti.

Hutan Mangrove sendiri memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup, di antaranya dapat menahan arus air laut yang dapat mengikis daratan pantai, penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen, dan tempat hidup biota laut seperti ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan.

Hutan Mangrove Kota Langsa ini juga pernah mendapatkan penghargaan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards dalam kategori Ekowisata Populer pada tahun 2019. Untuk menjaga kelestariannya, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) harus mendukung upaya menjaga dan merawat hutan mangrove di Kuala Langsa ini.

Hutan mangrove Kota Langsa itu merupakan aset nasional, di saat hutan mangrove di berbagai daerah lain di Indonesia mengalami pengrusakan dan penjarahan, tetapi Pemerintah Kota Langsa berhasil melestarikannya.

Pemerintah harus membantu dan mendukung pengawasan dan penegakan hukum bagi para pelaku pembalakan, serta menyediakan anggaran pengembangan dan rehabilitasi lanjutan. Pemerintah melalui berbagai BUMN dan anak perusahaannya bisa ikut membantu langkah penyelamatan hutan mangrove tersebut, melalui berbagai program sosial dari pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Keberadaan hutan mangrove di Kuala Langsa itu merupakan salah satu sumber ekonomi potensial untuk kesejahteraan masyarakat setempat, karena itu perlu terus dikembang untuk menjaga berbagai potensi yang dimilikinya, seperti flaura dan fauna di dalamnya untuk menjadi destinasi wisata internasional dan taman edukasi untuk berbagai riset dan penelitian.

Selain itu untuk pengembangan destinasi wisata alam hutan mangrove Kuala Langsa itu perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai untuk menambah daya tariknya bagi para pengunjung. Pengembangan objek wisata hutan mangrove di Kuala Langsa ini harus didukung oleh semua pihak, termasuk melakukan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar agar tidak terjadi pengrusakan.

Pengembangan hutan mangrove ini akan memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kawasan seluas 8.000 hektare ini merupakan salah satu hutan mangrove terbesar di Asia Tenggara. Saat berkunjung, wisatawan akan merasakan angin pantai yang sejuk sembari disambut monyet-monyet yang bergelantung di pohon mangrove dan kicauan burung yang menenangkan.

Tempat ini juga sangat populer untuk berfoto. Banyak spot Instagramable yang menarik, membuat tempat wisata ini tak pernah sepi pengunjung, terutama pada akhir pekan dan hari libur. Pengunjung dapat mempelajari peran vital mangrove bagi ekosistem, mulai dari fungsi sebagai penahan abrasi pantai, penyerap karbon dioksida, hingga menjadi tempat berlindung dan berkembang biaknya berbagai biota laut.(Adv)