Kabarnanggroe.com, Banda Aceh — Dewan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Ar-Raniry Sumatera Utara (IMARSU) menyampaikan sikap tegas terhadap pemerintah terkait lambatnya penanganan kerusakan infrastruktur dan jalur penghubung antara Aceh dan Sumatera Utara pascabencana yang terjadi di beberapa wilayah. Dalam pernyataan resminya, IMARSU menilai bahwa pemerintah harus bertindak lebih cepat, tepat, dan terkoordinasi agar dampak yang dirasakan masyarakat tidak semakin meluas.
Wakil Ketua Umum IMARSU menjelaskan bahwa kondisi kerusakan jalan utama dan fasilitas umum telah mengganggu banyak aspek kehidupan warga. Akses penghubung Aceh–Sumatera Utara merupakan jalur vital yang menopang aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, dan distribusi logistik. Kerusakan ini menyebabkan alur transportasi menjadi terputus, memicu kelangkaan barang, serta menyebabkan harga bahan pangan meroket di sejumlah wilayah.
“Pemerintah harus segera melakukan pemulihan dan tanggap darurat tanpa menunggu situasi memburuk. Perbaikan fasilitas umum dan jalan penghubung antara Aceh dan Sumatera Utara tidak boleh ditunda. Kondisi ini berdampak langsung kepada masyarakat dan mahasiswa, yang kini semakin kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tegas pernyataan resmi IMARSU.
Lebih jauh, IMARSU menilai bahwa keterlambatan penanganan berpotensi menimbulkan krisis baru di tengah masyarakat. Mahasiswa asal Sumatera Utara yang sedang menempuh pendidikan di Aceh dan wilayah lain juga merasakan dampaknya, mulai dari biaya hidup yang meningkat hingga ketersediaan BBM mulai sulit didapatkan. Banyak dari mereka harus mengikuti antrean panjang yang mengular hanya untuk memperoleh BBM.
Bahkan harga kebutuhan pokok seperti telur hingga nasi mengalami lonjakan signifikan dari harga biasanya, sehingga semakin membebani masyarakat dan mahasiswa.
Sebagai bentuk kepedulian nyata, IMARSU juga sedang melaksanakan Aksi Galang Dana Peduli Sumatera Utara, yang mencakup pengumpulan donasi uang, barang kebutuhan pokok, pakaian layak pakai, serta bantuan lainnya. Aksi ini melibatkan mahasiswa, masyarakat umum, dan berbagai pihak yang ingin membantu meringankan beban warga terdampak.(Herman/*)






