Kabarnanggroe.com, KOTA JANTHO – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar melalui Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Kabupaten Aceh Besar bersama Pokjawas Madrasah dan Bunda Inklusi Aceh Besar menggelar Pelatihan Guru Pendidikan Khusus (GPK) bagi guru madrasah penyelenggara pendidikan inklusif. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis, 19–20 November 2025, berlokasi di Aula Dekranasda Aceh Besar.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Besar H. Saifuddin, S.E, didampingi Bunda Inklusi Aceh Besar Hj. Yasmaidar, S.E. Dalam sambutannya, H. Saifuddin menyampaikan bahwa pendidikan inklusif merupakan mandat moral dan konstitusional untuk memastikan seluruh anak mendapatkan hak belajar tanpa kecuali. “Madrasah harus menjadi ruang aman, ramah, dan setara bagi semua peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus. Pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan layanan terbaik,” ungkapnya.

Bunda Inklusi Aceh Besar, Hj. Yasmaidar, S.E, turut menekankan pentingnya kolaborasi lintas unsur dalam membangun ekosistem inklusi yang kuat. “Guru adalah ujung tombak perubahan. Dengan pemahaman yang benar tentang diferensiasi pembelajaran dan dukungan terhadap kebutuhan belajar anak, kita mampu mewujudkan madrasah inklusif yang sesungguhnya,” ujarnya.

Pelatihan ini mengusung tema “Bergerak Bersama Menuju Madrasah Inklusif yang Ramah Anak.” Adapun materi yang disajikan mencakup strategi pembelajaran diferensiasi untuk siswa inklusif, desain dan adaptasi kurikulum cinta untuk madrasah inklusi, identifikasi dan penanganan peserta didik berkebutuhan khusus (ABK), filosofi pendidikan inklusif pada madrasah, hingga prinsip Universal Design for Learning (UDL).
Kegiatan menghadirkan para narasumber kompeten, di antaranya Yasmaidar, S.E, Rosyidah Lubis, S.Ag., M.A, Anizar, S.T., M.Pd., Ph.D, serta Dr. Hj. Ummiyani, S.Ag., M.Pd. Pelatihan berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab, refleksi, ice breaking, hingga praktik Madrassah Games yang dirancang untuk memperkuat pemahaman peserta.

Turut hadir Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Aceh Besar H. Suryadi, M.Pd, yang dalam keterangannya mengapresiasi komitmen penyelenggara dan partisipasi guru. “Kompetensi GPK dan guru madrasah inklusi harus terus diperkuat. Semoga pelatihan ini menjadi bekal dalam memberikan layanan pembelajaran yang adil dan proporsional bagi seluruh peserta didik,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh guru madrasah penyelenggara pendidikan inklusif, pengawas madrasah, serta pengurus FPMI Kabupaten Aceh Besar. Panitia berharap, setelah pelatihan, peserta mampu menerapkan strategi pembelajaran inklusif secara nyata di madrasah masing-masing serta membangun budaya positif bagi seluruh anak tanpa diskriminasi.(Abrar)






