Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Maraknya pendaratan pengungsi etnis Rohingya di Aceh menimbulkan dinamika sosial baru, karena itu UIN Ar-Raniry Aceh diharapkan dapat membentuk Pusat Studi Lintas Negara (PSLN). Hal itu dikatakan Dr A Rani Usman merespon permasalahan pengungsi Rohingya, Minggu (8/1/2022) di Banda Aceh.
Dia mengungkapkan data pengungsi berdasarkan data Serambi Indonesia (7/1/2023) sepanjang tahun 2020-2022 tercatat 1.155 pengungsi Rohingya di Aceh. Hal ini artinya di Aceh perlu adanya pusat penampungan yang memadai dan ini sangat tergantung pada kemampuan dan sinergi lembaga-lembaga yang menangani pengungsi di Aceh.
Bahkan terakhir, seperti disampaikan Humas Polda Aceh Joko Krisdiyanto yang dikutip juangnews.com, (8/01/2023), imigran Rohingya kembali terdampar di Pantai Kuala Gigieng Lamnga, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, adalah 184 orang, yang terdiri dari laki-laki dewasa 69 orang, perempuan dewasa 75 orang, dan anak-anak 40 orang.
Sebagai peminat komunikasi internasional dan peneliti, A Rani Usman menaruh perhatian yang besar pada pengungsian etnis Rohingya yang terus berlanjut. “IOM dan UNHCR sebagai penanggung jawab terhadap berbagai kasus pengungsi hendaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Kementerian Luar Negeri untuk meneliti dan menemukan solusi, sehingga pengungsi tidak menjadi masalah baru bagi Aceh,” ujarnya.
Menurut Anggota Badan Baitul Mal Aceh (BMA) ini, Aceh sebagai wilayah yang pernah dilanda konflik, diharapkan mampu mensiasati pengungsi sebagai bagian dari kemanusiaan. Artinya, kehadiran pengungsi selain dikawal oleh IOM, UNHCR, dan Kementerian Luar Negeri perlu juga melibatkan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan kajian terhadap meningkatnya pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh.
“Hasil penelian dan kajian itu nantinya menjadi panduan bagi lembaga-lembaga yang menangani pengungsi, misalnya menjadi landasan mendirikan lembaga penampung sementara atau langsung di bawa kembali ke luar negeri,” kata mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Humaniora UIN Ar-Raniry ini.
A Rani Usman menambahkan, konsekuensi logis dari kehadiran pengungsi ke Aceh sedikitnya menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat Aceh. Karena itu, katanya, adanya pusat kajian lintas negara di UIN Ar-Raniry diharapkan menjadi awal dari kerja sama akademik UIN Ar-Raniry, IOM, UNHCR, serta Kementerian Dalam Negeri dalam meringankan beban sosial, ekonomi dan politik Aceh. (Cek Man/Sayed M. Husen)