Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Tim sepakbola PORA Aceh Besar berhasil merepotkan pemain Persiraja yang dihuni pemain asing, nasional dan juga lokal di Stadion H Dimurthala Lampineung, Banda Aceh, Senin (28/7/2025) sore.
Pada sesi pertama dengan durasi waktu 45 menit yang dipimpin wasit Dihlis Syahputra dibantu dua hakim garis, M Riyandi dan Hayatul Fatah, pemain PORA Aceh Besar langsung menggebrak area pertahanan Persiraja seusai kick-off dibunyikan wasit.
Pemain PORA Aceh Besar dengan ujung tombak Muhammad Faiz hampir saja menjebol gawang Persiraja yang dikawal Mursalin. Sayangnya, sundulannya mengenai mistar gawang, sehingga tidak merubah skor.
Tim Laskar Rencong yang terkejut dengan serangan tiba-tiba itu, langsung mengambil inisiatif serangan mulai dari lini bawah dengan kepercayaan diri tinggi. Apalagi, dua pemain asing asal Brasil diturunkan untuk menggedor pertahanan PORA Aceh Besar dengan kapten M Andika Putra sebagai gelandang serang.

Tetapi, anak muda PORA Aceh Besar tidak tinggal diam, dengan pola pertahanan dan serangan yang tersusun rapi berhasil meredam sejumlah serangan Persiraja. Bahkan, berhasil melakukan serangkaian serangan.
Seperti pada menit ke-26, serangan dari sayap berhasil menusuk ke jantung pertahanan Persiraja dan pemain PORA Aceh Besar melakukan tendangan keras ke arah gawang, tetapi mengenai tubuh pemain Persiraja yang membuatnya jatuh tersungkur.
Sepanjang paruh pertama sesi pertama ini, pemain PORA Aceh Besar berhasil mengimbangi pola permainan Persiraja, bahkan penguasaan bola hampir seimbang. Pemain PORA Aceh Besar menerapkan serangan dengan sabar dari kaki ke kaki sampai area gawang, tetapi terus digagalkan pemain belakang Persiraja.
Sejumlah peluang dimiliki pemain PORA Aceh Besar, seperti Faiz yang melesat sendirian ke depan gawang, tetapi dengan cepat dipotong oleh pemain Persiraja, sehingga serangan kembali gagal.
Pada satu kesempatan, Faiz lolos dari pemain Persiraja, tetapi hakim garis mengangkat bendera, pertanda telah offside. Laga terus berlanjut dengan tempo sedang. baik Persiraja maupun PORA Aceh Besar terus berusaha menjebol gawang.

Dengan kondisi itu, pemain muda PORA Aceh Besar yang rata-rata berusia 16 sampai 17 tahun terus berusaha meredam serangan Persiraja dari berbagai sisi. Naas, saat permainan mulai berimbang, bek PORA Aceh Besar, Raisul mentekel keras pemain Persiraja di area kotak terlarang.
Tanpa ampun, wasit Dihlis Syahputra lansung menunjuk titik putih pada menit ke-30. Akhiru Wadan yang maju sebagai eksekutor berhasil menjaringkan bola ke gawang PORA Aceh Besar dan skor pun berubah menjadi 1-0.
Merasa di atas angin, Persiraja terus berusaha menekan area pertahanan PORA Aceh Besar yang juga berusaha menyamakan kedudukan. Namun, melalui sebuah skema serangan balik, pemain Persiraja berhasil melepaskan diri sampai area gawang PORA.
Lagi-lagi Wadan menjebol gawang PORA Aceh dan skor berubah menjadi 2-0 pada menit ke-33 atau 3 menit setelah gol pertama. Mengetahui kondisi itu, semangat pemain PORA Aceh Besar tidak surut, bahkan makin meningkat.
Serangan demi serangan dilakukan PORA Aceh Besar dengan memanfaatkan luasnya lapangan, walaupun tidak juga berhasil mencetak gol. Begitu juga dengan Persiraja yang berusaha menambah pundi-pundi gol, juga tidak berhasil.

Pada menit ke-35, PORA Aceh Besar mendapat tendangan bebas dari depan area penalti, tetapi tendangan Faiz berhasil dihadang tembok Persiraja. Bahkan, jelang sesi pertama, sebuah kemelut di depan gawang Persiraja hampir saja menjadi gol, tetapi tandukan pemain PORA ditangkap penjaga gawang Persiraja.
Sampai sesi pertama berakhir, tidak ada tambahan gol, sehingga skor tetap 2-0 untuk kemenangan Persiraja yang menjadi ajang seleksi sebelum menuju Championship dan PORA Aceh Besar sebagai ajang uji coba.
Berdasarkan statistik pertandingan di lapangan, Persiraja tampak belum benar-benar padu dalam memainkan bola, sebaliknya pemain PORA Aceh Besar yang telah bersama lebih dari empat bulan tetap menemukan ritme permainan.
Seperti diketahui, Persiraja telah merombak susunan pemain dengan menjual sejumlah pemain dan mendatangkan pemain baru, sehingga kekompakan tim perlu diperkuat lagi.
Sedangkan pemain PORA Aceh Besar yang dilatih Mukhlis Nakata dan sang asisten M Hidayat, serta pelatih Ryan tetap berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya menghadapi tim kebanggaan rakyat Aceh itu di stadion bertaraf nasional. H Dimurthala.

Apalagi, pertandingan tersebut yang sudah seperti laga sesungguhnya dalam Liga Indonesia, pemain muda PORA Aceh Besar juga berhasil mengecoh pemain Persiraja yang berusia dewasa dan sarat pengalaman.
Disiplin dalam menjaga posisi masing-masing, menjadi kunci keberhasilan mencegah kebobolan lebih banyak lagi, sehingga hanya dua gol yang tercipta. Itupun diawali dari tendangan penalti yang seharusnya tidak terjadi, akibat bek PORA Aceh Besar mentekel pemain Persiraja di area kotak terlarang, padahal tidak membahayakan gawang.
Selebihnya, pertandingan berjalan berimbang dengan pemain PORA Aceh Besar tetap berusaha menyerang area pertahanan Persiraja dari berbagai posisi, walaupun tidak ada gol yang tercipta.
Dari segi teknis, kemampuan pemain Persiraja jauh di atas rata-rata pemain PORA Aceh Besar, tetapi dalam penguasaan bola hampir berimbang, baik dalam bertahan maupun menyerang.
Pemain sepakbola PORA Aceh Besar ini yang dipersiapkan menghadapi laga paling bergengsi di PORA Aceh Jaya 2025 telah mendapat pengalaman baru, menghadapi tim Championship (Liga 2).

Bila kondisi itu terus dipertahankan, bahkan akan dapat ditingkatkan, maka pola permainan anak-anak muda Laskar Seulawah ini akan lebih solid lagi saat menghadapi perempatfinal cabang olahraga sepakbola PORA Aceh Jaya 2026.
Sementara itu, pada sesi kedua dengan seluruh pemain PORA Aceh Besar diganti, Persiraja berhasil menambah dua gol dan pada sesi ketiga, Persiraja juga menambah dua gol yang dicetak Fitra Ridwan dan pemain Brasil.(Muh)