Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pelaksanaan seleksi pemain PSAB Aceh Besar U-17 memasuki hari kedua dengan jumlah 125 pemain yang berasal dari berbagai daerah di Lapangan PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Sabtu (26/7/2025) sore.
Pada hari kedua ini, terjadi penambahan 65 pemain, sehingga jumlah total yang mengikuti seleksi sebanyak 475 pemain dengan hari pertama yang mendaftar dan ikut seleksi berjumlah 410 pemain serta yang dinyatakan lolos 60 pemain.
Seleksi tetap diawali dengan membagi pemain yang akan turun untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya agar dilirik tim pelatih, Ryan, Mukhlis Nakata dan M Hidayat, serta asisten kiper, Zikri.
Laga seleksi ini dipimpin dua wasit secara bergantian, Miftahul Khairi SPd yang akrab dipanggil ‘Jokowi’ lulusan sertifikasi wasit C3 2025 dan Maulan Zikri, lulusan sertifikasi wasit C3 pada 2023. Untuk skema seleksi tetap sama seperti hari pertama, pemain disesuaikan dengan posisinya masing-masing.

Mulai dari kiper, pemain bek, gelandang, sayap dan striker atau penyerang. Panitia seleksi langsung membagi tim dengan membentuk kelompok, sehingga akan memudahkan saat dipanggil memasuki lapangan untuk mengenakan rompi biru atau merah.
Dalam seleksi hari kedua ini, minim terjadinya gol, seiring pemain yang terpilih semakin ketat dalam persaingan memperebutkan posisi yang diperankannya. Naasnya, striker murni yang diharapkan pelatih belum juga muncul-muncul.
Dia bersama asistennya, M Hidayat terus memantau para pemain yang sedang bermain dari pinggir lapangan dengan terus memperhatikan pola permainan mereka, ada yang bermain baik, tetapi juga ada yang buruk.
Sekali-sekali, dia menggerutu, ‘Eh, kenapa nomor itu belum juga menyentuh bola’ atau juga ‘Kalau bek seperti itu bisa membahayakan gawang.’ Sambil memantau, dia juga membahas beberapa pemain yang bermain baik atau berasal dari klub dan daerah mana.

Para pemain yang juga harus berjibaku dengan teriknya panas matahari dengan suhu mencapai 31 derajat Celcius, tampak tetap semangat dalam bermain di lapangan, bahkan komunikasi sesama pemain juga terjalin.
Cucuran deras keringat dari balik baju rompi yang dikenakan tidak terasa, bahkan semangat tinggi tetap ditunjukkan, walaupun pola permainan belum sepenuhnya baik.
Bola crossing atau passing sering tidak tepat sasaran, bahkan tendangan bebas yang seharusnya mengarah kepada pemain di depan gawang, malahan jauh melayang di atas mistar gawang.
Begitu juga dengan pola serangan yang monoton atau laga berat sebelah, sehingga pemain penyerang sampai tidak kebagian bola, termasuk kiper yang tidak perlu kerja ekstra keras menahan gempuran pemain lawan.

Pola memanfaatkan luasnya lapangan juga tidak terbaca oleh pemain, karena sering berada di satu sisi lapangan, sedangkan sisi satu lainnya kerap kosong. Hal itu sudah terlihat pada seleksi hari pertama, pemain kerap bergerombolan di satu sisi lapangan.
Tim pelatih yang melihat kondisi permainan itu, hanya bisa melihat saja, karena tugasnya memantau kemampuan pemain dalam mengolah bola sesuai posisinya masing-masing.
Sehingga, dari satu tim pertandingan ke satu tim lainnya menjadi pembanding pelatih untuk menentukan pemain yang lolos. Tetapi, pada hari kedua ini karena waktu masih ada, tim pelatih ingin melihat kembali kemampuan seorang pemain yang sebelumnya sudah bermain.
Saat ditanyakan atas hal ini, seorang panitia seleksi mengatakan pemain yang dipanggil namanya bukan yang terpilih, tetapi pelatih belum puas melihat pada laga pertama.
Sehingga, sebanyak tiga tim kembali bermain di lapangan untuk menentukan pemain yang dinyatakan lolos, sekaligus mengikuti seleksi pada hari terakhir, juga di Lapangan PS Lubuk pada Minggu (27/7/2025) sore.

Seusai seleksi pemain tuntas dilaksanakan, seluruh pemain dikumpulkan untuk mendengarkan arahan Manajer PSAB Aceh Besar, Wahyu ‘Al-Yunirun’ dan Sekretaris atau Yahpi, kemudian nama-nama pemain yang lolos diumumkan oleh panitia seleksi, dimulai dari kiper, kemudian pemain.
Sementara itu, sejumlah orang tua pemain juga ikut mendampingi putranya mengikuti seleksi, seperti satu keluarga dari Pidie dengan sang ayah mantan pemain PSAP Pidie. Begitu juga dengan beberapa orang tua pemain lainnya, ikut melihat putranya bermain di lapangan.
Dari hal ini bisa diketahui, PSAB Aceh Besar memiliki daya tarik luar biasa bagi pemain dari luar Banda Aceh dan Aceh Besar. Dengan nama besar Laskar Seulawah, dalam setiap kompetisi, selalu mendapat perhitungan dari tim lawan.
Bukan hanya PSAB senior, tetapi juga junior U-17, U-15 dan U-13, serta Pra PORA yang baru saja membawa Aceh Besar untuk berlaga di kompetisi tertinggi sepakbola Aceh, PORA Aceh Jaya 2026.(Muh)