Pemain Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar Berlatih Taktikal, Mulai Dari Tiki-Taka Sampai Kerja Sama Tim

Pemain Pra PORA Aceh Besar dari tim kaos hitam mencoba melewati hadangan pemain kaos putih dalam show game di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (12/6/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pemain Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar mulai berlatih taktikal, mulai dari tiki-taka atau operan pendek cepat sampai kerja sama tim dalam menyerang dan bertahan di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (12/6/2025) sore.

Pelatihan yang dipimpin Mukhlis Nakata bersama asistennya, M Hidayat diawali dengan berlari mengelilingi lapangan dan operan bola bebas antar pemain, bagian dari pemanasan sebelum melaksanakan latihan.

Latihan yang dimulai pukul 15.30 WIB dilanjutkan dengan skema operan bola antar pemain, berupa tendangan bypass pendek dengan alur bola yang telah ditentukan secara berulang-ulang.

Pada awalnya, para pemain masih belum melaksanakan instruksi pelatih dengan baik, sehingga Nakata memberi contoh dalam mengoper bola yang diterima pemain dengan baik melalui one touch atau sentuhan pertama, tanpa perlu mendribble atau menggiring bola.

Pelatih Mukhlis Nakata memberi instruksi kepada pemain yang sedang melaksanakan show game di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar,Kamis(12/6/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Tendangan bypass bola ini sudah menjadi umum dalam dunia sepak bola, seperti yang dikenal dengan sebutan tiki-taka yakni operan bola cepat dari kaki ke kaki untuk mengelabui lawan, melalui kaki kiri dan kanan dengan baik.

Dalam sepak bola, bypass ini mengacu pada tendangan yang diarahkan untuk melewati pemain lawan dan mencapai pemain lain yang berada di posisi lebih maju atau ke arah gawang atau juga saat membangun serangan.

Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam, punggung kaki, atau kaki luar dapat digunakan untuk menghasilkan tendangan bypass yang efektif, sehingga enak diterima pemain lain, seperti kerap dilontarkan Nakata dalam latihan.

Latihan dibagi dalam tiga kelompok, dengan instruktur Nakata bersama asistennya Hidayat, sehingga setiap pemain melakukan kesalahan, maka dia langsung memberi peringatan kepada sang pemain.

Seusai pemain turun minum, latihan dilanjutkan dengan pola sama, tetapi ada pemain lain sebagai lawan dengan tugas menghadang operan dari kaki ke kaki tersebut dalam bentuk lingkaran.

Pelatih Mukhlis Nakata memberi arahan kepada pemain seusai melaksanakan sesi pertama show game di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (12/6/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Operan cepat dalam jarak dekat ini menjadi bagian penting dalam skema menyerang maupun bertahan, sehingga dalam melakukan serangan, setiap pemain dapat mengetahui posisinya, baik sebagai bek, gelandang, sayap dan juga striker.

Nakata juga ikut bermain, sekaligus mengawasi latihan anak asuhnya, agar semuanya dapat berjalan sesuai instruksinya. Pada skema ini, para pemain sudah mulai menunjukkan kemampuannya dalam mengolah bola, namun masih perlu ditingkatkan lagi.

Dengan usia masih muda, maksimal berusia 18 tahun, pemain muda Pra PORA Aceh Besar ini harus serius dalam melakukan latihan, agar dalam pertandingan, termasuk show game dapat mempraktekkan langsung dampak dari latihan tersebut.

Untuk melihat hasil dari latihan, pelatih Nakata memutuskan melaksanakan show game antar pemain dalam satu lapangan penuh. Satu tim berkaos hitam dan satunya lagi berkaos putih dengan wasit M Hidayat.

Para pemain Pra PORA Aceh Besar turun minum seusai laksanakan sesi pertama show game di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (12/6/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Pada sesi pertama show game, permainan yang ditunjukkan belum begitu baik, masih banyak yang melakukan kesalahan, seperti menahan bola terlalu lama, sehingga direbut pemain lawan atau juga one man show, menggiring bola sendiri, sehingga gagal menyerang karena tidak memperhatikan laju rekannya untuk memberi bantuan.

Kondisi itu terjadi beberapa kali, sehingga pelatih Nakata yang berdiri di lapangan harus berteriak keras agar pemain mengikuti pola latihan sebelumnya, one touch dan passing jauh untuk mencari celah kosong dalam melakukan serangan dari sayap.

Pada sesi satu ini, satu gol berhasil dijaringkan ke gawang, sedangkan satu lagi dinilai offside, sehingga batal menjadi gol. Seusai show game sesi pertama untuk turun minum, Nakata mengumpulkan pemain untuk memberi instruksi dengan tegas kepada pemain.

Begitu show game sesi kedua dilanjutkan, sudah ada perubahan yang ditunjukkan pemain, khususnya kerja sama tim mulai terlihat, operan demi operan diperagakan para pemain dan beberapa kali terjadi adu fisik, tetapi tidak sampai membahayakan pemain.

Pada sesi kedua ini, juga satu gol terjadi dan satu lagi juga offside. Dalam permainan ini, ketajaman pemain dalam melihat rekan setimnya sangat dibutuhkan, agar laju bola dapat diatur sedemikian rupa.

Dari show game ini dapat dilihat kebersamaan tim baru terlihat, tetapi belum begitu padu dan solid, karena masih ada pemain yang senang menahan bola lama-lama, tanpa memperhatikan teriakan rekan setimnya agar segera mengoper bola.

Begitu juga dalam pola serangan, bantuan dari rekan setim kerap datang terlambat, sehingga gagal menjadi gol. Begitu juga dalam pola pertahanan, terobosan bola langsung ke depan gawang kerap tidak dapat dihadang.

Para pemain Pra PORA Aceh Besar dipimpin pelatih Mukhlis Nakata melakukan peregangan otot seusai latihan di Lapangan Matador, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (12/6/2025) sore. FOTO/MUHAMMAD NUR

Dengan waktu laga resmi hanya sekitar 10 hari lagi, maka para pemain Pra PORA Aceh Besar harus terus digembleng, termasuk uji coba dengan tim lain, agar dapat diketahui kualitas pemain yang nantinya menjadi pemain inti atau juga cadangan. Direncanakan, latihan akan dilanjutkan lagi pada Kamis (13/5/2025) sore di Lapangan PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.(Muh)