Disbudpar Aceh Gelar Display Potret Grafis Mahasiswa dan Pelajar

*Angkat Budaya Aceh dalam Desain Digital

Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah SSos MM menyampaikan sambutannya pada pembukaan Display Potret Grafis hasil karya peserta Pelatihan Seni Rupa Berbasis Digital bagi Mahasiswa dan Pelajar Aceh, di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (31/5/2025). FOTO/ WAHYU

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Display Potret Grafis hasil karya peserta Pelatihan Seni Rupa Berbasis Digital bagi Mahasiswa dan Pelajar Aceh, yang berlangsung di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (31/5/2025).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 40 peserta dari kalangan mahasiswa dan pelajar yang telah mengikuti pelatihan seni rupa digital sebelumnya. Selain menampilkan karya seni grafis bertema budaya Aceh, acara ini juga turut dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni lainnya, seperti tarian tradisional dan pertunjukan musik.

kadisbudpar Aceh diwakili Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah SSos MM yang membuka secara resmi kegiatan tersebut mengungkapkan, pelatihan dan display karya ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melahirkan generasi muda yang kreatif dan memiliki minat kuat terhadap seni rupa, khususnya dalam bidang desain grafis berbasis budaya lokal.

Foto bersama usai pembukaan Display Potret Grafis hasil karya peserta Pelatihan Seni Rupa Berbasis Digital bagi Mahasiswa dan Pelajar Aceh, di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (31/5/2025). FOTO/ WAHYU

“Kegiatan ini kami selenggarakan untuk melahirkan generasi muda yang kreatif dan punya minat kuat dalam seni rupa, khususnya desain grafis yang mengangkat budaya Aceh. Lewat tema ‘Budaya Aceh dalam Grafis’, peserta didorong untuk menggali kekayaan budaya daerah dan menuangkannya dalam karya visual yang kekinian dan sesuai dengan permintaan pasar,” ujar Nurlaila.

Ia menambahkan, karya-karya yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut tidak hanya menjadi media ekspresi budaya, tetapi juga diharapkan memiliki nilai ekonomi yang dapat bersaing di pasar digital.

“Kami berharap karya-karya yang dihasilkan tidak hanya mencerminkan identitas budaya Aceh, tapi juga punya nilai ekonomi dan bisa bersaing di pasar digital yang tumbuh pesat saat ini. Ini bukan hanya tentang peningkatan keterampilan individu, tapi juga bagian dari upaya kita membangun sektor sosial, budaya, dan ekonomi secara lebih luas,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Nurlaila menyebutkan, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap pengembangan ekonomi kreatif, sejalan dengan prioritas nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo.

Suasana pembukaan Display Potret Grafis hasil karya peserta Pelatihan Seni Rupa Berbasis Digital bagi Mahasiswa dan Pelajar Aceh, di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (31/5/2025). FOTO/ WAHYU

“Kegiatan ini sangat strategis untuk mendorong peran aktif anak muda dalam ekonomi kreatif, sejalan dengan fokus program nasional saat ini melalui Asta Cita Presiden Prabowo,” pungkasnya.

Sebagai informasi lainnya, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Workshop Aceh Digital Art yang melibatkan 80 anak muda dari berbagai komunitas seni. Mereka dibagi dalam dua kelas—pemula dan lanjutan—dan selama tiga hari menggali kekayaan budaya Aceh melalui ilustrasi, poster, dan karya grafis lainnya.

Sejumlah kaum mudi menyaksikan hasil karya seni yang ditampilkan pada Potret Grafis hasil karya peserta Pelatihan Seni Rupa Berbasis Digital bagi Mahasiswa dan Pelajar Aceh, di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (31/5/2025). FOTO/ WAHYU 

Melalui eksplorasi visual, peserta menyampaikan narasi tentang Aceh sebagai “tanoh lon sayang” dengan pendekatan modern dan komunikatif. Karya-karya ini menjadi langkah awal memperkenalkan Aceh secara visual ke ranah nasional dan internasional.

Disbudpar Aceh berharap regenerasi seniman visual ini dapat memperkuat peran anak muda dalam mengembangkan seni dan budaya lokal sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif.(Wahyu)