Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Setiap tanggal 21 April dan 22 April, setiap tahunnya kita selalu memperingati Hari Kartini dan sehari setelah itu memperingati hari jadi ke 820 tahun Kota Banda Aceh.
Mengenang perjuangan R.A Kartini yang membuka jalan bagi perempuan untuk memperoleh hak-haknya dalam pendidikan, kebebasan berpikir, dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Di Banda Aceh, semangat Kartini itu terus digaungkan, tak terkecuali oleh salah satu tokoh perempuan legislatif, Mehran Gara R.
Sebagai Anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi Partai Gerindra, Mehran tak sekadar merayakan Hari Kartini dan HUT kota sebagai rutinitas tahunan. Ia menilai, semangat Kartini dan hari jadi kota Banda Aceh harus dihidupkan dalam bentuk kerja nyata, keberanian bersuara, dan kesungguhan memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak-anak di parlemen.
“Kartini itu bukan sekadar nama, tetapi semangat. Hari ini, kita tidak cukup hanya mengenang, tapi bagaimana kita menjadikan semangat beliau sebagai pijakan untuk bergerak dan membuat perubahan, terutama bagi perempuan Aceh,” ujarnya di sela rapat paripurna peringatan hari jadi Kota Banda Aceh yang dilaksanakan di gedung DPRK Banda Aceh, Selasa (22/4/2025).
Mehran menilai bahwa semangat emansipasi perempuan harus diterjemahkan dalam kebijakan yang memberi ruang dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk maju. Pendidikan, keterampilan, akses ekonomi, serta keberanian perempuan terlibat dalam politik dan pengambilan keputusan, menurutnya, adalah lanjutan dari perjuangan Kartini masa kini.
“Banyak perempuan Aceh hebat, tapi masih terkendala akses dan pendapat ekstrem dikaitkan dengan agama. Padahal seharusnya perempuan diberi ruang dan kesempatan yang sama untuk berkiprah dan bangkit. Perempuan harus punya tempat yang aman dan layak untuk berkembang. Itu yang sedang saya perjuangkan, baik melalui program sosial maupun jalur legislasi,” tuturnya.
Mehran sendiri dikenal sebagai sosok legislator perempuan yang aktif memperjuangkan hak-hak masyarakat, termasuk perempuan, anak yatim, dan kelompok dhuafa. Ia kerap turun langsung ke gampong-gampong, menyapa ibu-ibu rumah tangga, mendengar keluhan, dan menyalurkan bantuan bagi masyarakat susah.
“Perempuan jangan hanya jadi pelengkap. Kita bisa memimpin, mendidik, menginspirasi. Saya ingin setiap perempuan di Banda Aceh percaya pada dirinya sendiri, bahwa mereka bisa berbuat sesuatu untuk lingkungan dan masa depan anak-anak mereka,” katanya.
Tak hanya berhenti pada wacana, Mehran juga mendorong program-program pemberdayaan perempuan di tingkat gampong dan kota, seperti pelatihan keterampilan, bantuan usaha mikro, pelatihan politik hingga edukasi parenting dan kesehatan ibu-anak.
“Semangat Kartini itu ada di dapur-dapur rumah tangga, di sekolah-sekolah, di kantor, bahkan di meja parlemen. Kita harus hadir di semua ruang. Karena perempuan bukan hanya penerima kebijakan, tetapi pencipta perubahan,” tegasnya.
Di hari jadi Kota Banda Aceh ini, Mehran Gara mengajak seluruh perempuan Banda Aceh untuk berani bermimpi, belajar, dan mengambil peran. Ia juga memberi contoh sosok walikota Illiza Sa’aduddin Djamal yang sukses dimana-mana. Beliau memulai karir politik dari DPRK, Wakil walikota, jadi wali kota, kemudian DPRRI dan sekarang jadi wali kota kembali.
“Saya bangga dengan sosok beliau yang berperan aktif dan tampil dimanapun berada. Beliau berani turun langsung ditengah malam gerebek perbuatan maksiat yang notabene ada bekingnya”, ungkap wakil ketua BKD ini.
“Di momen HUT kota hari ini saya bangga kota tercinta ini dipimpin oleh kaum perempuan. Oleh karena itu dimomen hari Kartini kemarin dan HUT kota hari ini saya berharap ibu walikota sebagai pemimpin dan selaku pemangku kebijakan agar mendorong dan memberi akses yang luas untuk kaum perempuan berkiprah dalam dunia politik dan sukses dalam dunia usaha. Saya berharap ibu Illiza dapat menjadikan kesetaraan sebagai bagian dari pembangunan, bukan hanya jargon belaka”, pintanya.
“Kalau Kartini dulu menulis dalam keterbatasan, hari ini kita punya ruang yang lebih luas mumpung Banda Aceh saat ini dipimpin oleh kaum perempuan. Jangan sia-siakan. Mari jadikan Hari Kartini dan HUT Kota Banda Aceh bukan hanya sebagai peringatan seremonial, tapi sebagai momentum untuk bangkit, berdaya saing, dan terus berkarya,” tutup wakil ketua Fraksi Partai Gerindra ini.(Mar/*)