Calon Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh, Kolaborasi, Koalisi Rakyat, Berkelanjutan Sampai Kota Kita

Empat pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh saling bersalaman seusai debat kedua di Asrama Haji, Banda Aceh, Kamis (21/11/2024) dinihari. FOTO/SCREENSHOT

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Debat kedua atau pamungkas pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh di Asrama Haji, Banda Aceh dari Rabu (20/11/2024) malam sampai Kamis (21/11/2024) dinihari berjalan damai dan lancar.

Empat paslon yang mengikuti debat dengan tema: “Pembangunan Ekonomi, Keuangan, Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang menjunjung nilai-nilai Syariah di Era Digital” kerap saling melengkapi pernyataan. Tidak ada lagi kata-kata yang menohok, seperti pada debat pertama dari paslon no urut 4 ke no urut 1.

Empat paslon ini yang telah melemparkan ide dan gagasan kepada masyarakat Kota Banda Aceh melalui debat pertama dan kedua, termasuk kepada masyarakat secara langsung dan tinggal menunggu hasil pada Pilkada serentak 27 November 2024.

Mereka terdiri dari paslon no urut 1, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah; no urut 2, Zainal Arifin-Mulia Rahman; no urut 3, Aminullah Usman-Isnaini Husda dan no urut 4, Irwan Djohan-Khairul Amal.

Paslon no urut 1, Illiza yang mengaku telah melakukan pertemuan dengan hampir seluruh masyarakat Kota Banda Aceh terus menggelontorkan kolaborsi dalam menyelesaikan seluruh persoalan yang muncul di Ibu Kota Provinsi Aceh ini. Kata kunci ‘kolaborasi’ telah menjadi bagian darinya untuk menjawab pertanyaan atau menyampaikan visi-visi dalam debat pertama dan kedua.

Pasangan Illiza-Afdhal ini telah mengusung ‘Kota Kolaborasi’ sebagai visi pembangunan Kota Banda Aceh jika terpilih nantinya. Seperti tentang penguatan penetapan syariat Islam, Illiza dengan gamblang menyebut kolaborasi dengan lembaga keagamaan dan pihak lainnya, termasuk masyarakat.

Sedangkan kolaborasi itu sendiri memaknai proses kerjasama untuk menelurkan gagasan atau ide dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit.

Keberhasilan kolaborasi tertinggi dapat diraih saat melibatkan orang-orang dengan beragam gaya kerja, nilai-nilai, budaya, pendidikan dan latar belakang pekerjaan berbeda. Orang-orang tersebut akan menghadirkan pemikiran yang berbeda dalam menangani suatu persoalan melalui berbagai sudut pandang dan dibutuhkan kepercayaan serta rasa saling menghormati.

Dalam debat kedua dengan moderator Dosi Elfian dan Yulia Usfa di Asrama Haji Banda Aceh pada Rabu (20/11/2024) malam, Illiza memberi pandangan tentang pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan segala persoalan yang muncul.

Illiza dengan lugas menegaskan akan membawa Banda Aceh sebagai kota kolaborasi dalam membangun pemerintahan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang akan melahirkan jalan searah untuk menjadikan kota ini lebih kokoh dan hebat. “Hikmah dari perjuangan tsunami akan menambah nilai kekuatan kita,” ujarnya.

Mantan Walikota Banda Aceh periode 2014-2017 ini menegaskan tantangan ke depan semakin besar, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan ulama dan pemerintah untuk membawa warga mampu melangkah bersama untuk maju dan berperadaban.

Dia menambahkan kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif. “Mari membangun pereekonomian dengan membuka lapangan kerja baru dan semangat kerjasama akan mampu membangun kota lebih kuat lagi dan berkelanjutan,” tambahnya.

Illiza mengakui sudah melakukan 500 agenda pertemuan selama masa kampanye ini untuk menampung beragam aspirasi dan harapan masyarakat Kota Banda Aceh. “Mari sambut dengan rasa bahagia, jangan mudah diprovokasi, kita semua saudara dan saya sangat yakin keempat paslon ini punya niat baik membangun kota yang kita cintai ini. Tidak ada kata-kata coba-coba,” tuturnya.

Paslon no urut 2, Zainal Arifin atau Cek Zainal-Mulia Rahman yang mengusung diri sebagai ‘koalisi rakyat” seiring maju melalui jalur independen menjadikan masyarakat Banda Aceh sebagai penopang dan pendukungnya. Namun, sudah ada investor di belakangnya yang siap membeli sampah masyarakat kota untuk diolah menjadi barang bernilai ekonomis.

Cek Zainal yang telah mendampingi Illiza dan Aminullah Usman sebagai Wakil Walikota Banda Aceh menegaskan dirinya maju sebagai paslon independen, tetapi akan tetap mampu mewujudkan Kota Banda Aceh bermartarbat untuk semua.

Dia menyatakan akan meningatkan ekonomi kreatif, penguatan syariat Islam, pembinaan ibu dan anak muda untuk membangun usaha, sekaligus bersama permodalan dan pemasaran. Ditambahkan, sumber pendapatan asli daerah (PAD) akan terus ditingkatkan dengan harapan meringankan beban kota dari sisi anggaran.

Untuk investor, katanya, harus disesuaikan dengan kearifan lokal, walaupun perizinan akan diberi kemudahan. Dikatakan, untuk permodalan akan dibangun koperasi tanpa bunga dengan modal awal Rp 200 juta bersama penurunan pajak UMKM.

Program peningkatan perekonomian lainnya, akan membangun destinasi wisata di 9 kecamatan sekaligus mempromosikan desa tujuan wisata melalui kreatifitas anak muda dengan membuka akses WiFi lebih banyak lagi di ruang publik, serta akan membangun air mancur berzikir di Terminal Keudah. “Ini bukan rayuan politik, tetapi jadikan Banda Aceh sebagai kota bermartabat,” katanya.

Pasangan no urut 3, Aminullah Usman-Isnaini Husda terus menggaungkan kata ‘Berkelanjutan’ bagian dari visinya, ‘Kota Banda Aceh Islami, Gemilang dan Berkelanjutan.’ Aminullah menegaskan akan melanjutkan pekerjaan yang belum dituntaskan pada periode pertamanya, jika terpilih nantinya.

Dikatakan, program bantuan rumah dhuafa, ibu melahirkan dan lainnya yang sempat terhenti akan dilanjutkan kembali. Bahkan, dia menggelontorkan bantuan biaya perkawinan untuk anak muda Banda Aceh, selain pembangunan ekonomi kreatif, penguatan penerapan syariat Islam dan utamanya, skema ‘Peng rakyat jok ke rakyat’.

Paslon no urut 4, Irwan Djohan-Khairul Amal yang menggaungkan ‘Kota Kita’ menggaungkan perubahan untuk anak muda Banda Aceh. Mulai dari program bantuan baju seragam dan perlengkapannya secara gratis untuk anak SD dan SMP, serta Kreatif Hub, tempat bernaungnya pelaku ekonomi kreatif yang masuk bagian UMKM.

Irwan Djohan mengatakan dengan lahan semakin terbatas di Banda Aceh, pembangunan rumah layak huni tetap dapat dioptimalkan, termasuk pusat perkantoran di satu lokasi untuk mencegah kemacetan. Wakilnya, Akmal mengklaim partisipasi sekolah dengan ruang belajar masih memadai sampai 5 tahun ke depan.

Pada akhir debat pamungkas ini, ke empat paslon ini saling memaafkan, bagian dari budaya Timur yang dibingkai dalam syariat Islam. Kebahagian terpancar dari raut wajah mereka seusai dengan berdebat selama empat jam lebih. Keceriaan satu paslon dan pendukungnya akan kembali terlihat saat pengumuman resmi dari KIP Kota Banda Aceh, atau juga hitung hasil cepat Pilkada 27 November 2024.(Muh)