DPRK Aceh Besar Gelar Paripurna II dan Penyampaian Nota Keuangan APBK 2025

Ketua DPRK Aceh Besar Abdul Muchti, AMd mengetuk palu sekaligus pimpin Rapat Paripurna dengan Pembukaan masa persidangan ke II DPRK Aceh Besar dan penyampaian Nota keuangan dan Raqan Kabupaten Aceh Besar tentang APBK Abes TA 2025 di Ruang Rapat Paripurna DPRK Aceh Besar, Kota Jantho, Senin (18/11/2024). FOTO/ BEDU SAINI

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar menggelar Rapat Paripurna II Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025, di Gedung DPRK Aceh Besar, Kota Jantho, Senin (18/11/2024).

Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua DPRK Aceh Besar, Abdul Muchti A Md, didampingi Wakil Ketua I Narisabur dan Wakil Ketua II Muhsin, serta dihadiri oleh Plh Sekda Aceh Besar Farhan AP, mewakili Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto SSTP MM untuk menyampaikan penyampaian pengantar Nota Keuangan dan Rancangan Qanun Kabupaten Aceh Besar tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Tahun Anggaran 2025.

Pada kesempatan itu, Sebelumnya, Ketua DPRK Abdul Muchti menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pembentukan qanun. “Proses pembentukan qanun harus dilakukan dengan meaning full participation, melibatkan masyarakat yang terdampak dan berkepentingan,” katanya.

Menurutnya, DPRK akan segera membahas Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (RKA-SKPK) untuk APBK 2025. “Kami berharap pemerintah daerah dan TAPD dapat menyiapkan data yang diperlukan sehingga pembahasan berjalan lancar dan sesuai jadwal,” tambahnya.

Selain itu, DPRK juga akan memperkuat fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah melalui rapat kerja alat kelengkapan dewan (AKD) serta menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. “Kami berkomitmen menjalankan fungsi pengawasan dengan maksimal untuk memastikan roda pemerintahan berjalan sesuai harapan rakyat,” tegas Abdul Muchti.

Sementara itu, plh sekda Farhan AP mengungkapkan, pendapatan daerah pada 2025 diproyeksikan menurun sebesar 1,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditargetkan dari sumber-sumber seperti pajak, retribusi, pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan lain yang sah. Penurunan juga terjadi pada pendapatan transfer, yang mengalami koreksi sebesar 1,19%.

“Penurunan ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan strategi efisiensi dan optimalisasi sumber daya yang ada,” ujar Farhan.

Untuk belanja daerah, pemerintah memprioritaskan pembiayaan urusan wajib, pilihan, dan sinergi antarpemerintah. Fokus belanja diarahkan pada pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan kawasan unggulan di Aceh Besar.

Tema pembangunan 2025, menurut Farhan, adalah “Memantapkan Reformasi Birokrasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Meningkatkan Pengembangan Kawasan Unggulan yang Berkelanjutan.” Tema ini dijabarkan ke dalam empat prioritas: penanganan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan infrastruktur layanan dasar berwawasan lingkungan, serta reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.

“APBK 2025 disusun dengan prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Ini adalah langkah strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh Besar,” imbuhnya.

Paripurna tersebut turut dihadiri oleh para anggota DPRK Aceh Besar, pejabat di lingkungan Pemkab Aceh Besar, serta perwakilan instansi vertikal.(WD)