BPS Temukan Survei Mengejutkan, 71 Ribu Remaja Putri dan Wanita Dewasa Enggan Punya Anak

Ilustrasi childfree atau tanpa anak.

Kabarnanggroe.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional menemukan survei yang mengejutkan terhadap prilaku dan gaya hidup perempuan Indonesia. Dari hasil survei yang dilakukan terhadap perempuan, ditemukan 71 ribu perempuan Indonesia berusia 15-49 tahun tidak ingin memiliki anak atau childfree.

Gaya hidup ini yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam telah berkembang di negara-negara maju di Asia, seperti Korea Selatan, China. Bahkan di negara-negara Barat, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat telah dikenal sejak beberapa dekade lalu.

Dalam Islam, Nabi Muhammad sangat menganjurkan umat Islam untuk menikah dan jika seorang pria tidak mampu, maka harus berpuasa. Dengan menikah, maka akan terbentuk sebuah keluarga Muslim yang terus menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Temuan mengejutkan ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 berjudul “Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia”. Dalam laporan ini, BPS menganalisis fenomena childfree di Indonesia dari sisi maternal menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Perempuan berusia 15-49 tahun (usia subur) yang pernah kawin, namun belum pernah melahirkan anak serta tidak menggunakan KB jadi fokus dalam survei ini. Hasilnya, ditemukan bahwa 8 persen atau sekitar 71 ribu perempuan memilih childfree.

Childfree sendiri mengacu pada individu dewasa atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun melalui proses adopsi. Menjalani hidup childfree tak berkaitan dengan fertilitas seseorang, tapi murni karena pilihan.

“Banyak masyarakat childfree yang beranggapan bahwa ada harga mahal yang harus dibayar serta banyak aspek sosial, ekonomi, bahkan psikologi yang harus dikorbankan dalam parenting,” tulis laporan, dikutip Rabu (13/11/2024).

Prevalensi childfree juga ditemukan meningkat selama empat tahun terakhir. Data SUSENAS mencatat, prevalensi childfree pada tahun 2019 sebesar 7 persen.

Angka tersebut sempat menurun pada tahun 2020 menjadi 6,3 persen. Prevalensi childfree kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi 6,5 persen dan melonjak jadi 8,2 persen pada tahun 2022.

“Melihat persentase perempuan childfree dalam empat tahun terakhir yang cenderung naik, prevalensi perempuan yang tidak ingin memiliki anak kemungkinan juga akan meningkat di tahun berikutnya,” tulis laporan, seperti dirilis CNN.

Dari data yang ada, persentase childfree sebenarnya sempat menurun pada tahun 2020. Hal ini diduga terjadi akibat pandemi Covid-19, di mana kebijakan work from home (WFH) ditengarai cukup memengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki anak.

Fenomena childfree di Indonesia juga ditengarai berpengaruh terhadap penurunan angka kelahiran atau total fertility rate (TFR). Sejak 1971 silam, hasil Sensus Penduduk menunjukkan bahwa TFR Indonesia terus menurun.

“Dengan tren kenaikan yang ada, fenomena childfree memang berkontribusi signifikan terhadap penurunan TFR di Indonesia,” lanjut laporan tersebut. Tren penurunan TFR sendiri menjadi fenomena global yang terjadi hampir di semua negara. Semakin ke sini, semakin sedikit anak yang dilahirkan.

Tren penurunan TFR juga mengindikasikan banyaknya perempuan yang menunda atau memilih untuk tidak memiliki anak.(Muh/*)