Kabarnanggroe.com, Sabang – Pemerintah Kota (Pemko) Sabang terus berupaya menurunkan angka stunting melalui kegiatan Rembuk Stunting yang melibatkan berbagai perangkat daerah, stakeholder terkait, lembaga non-pemerintah, serta masyarakat. Mengusung tema “Penguatan Komitmen & Sinergitas Untuk Memperkuat Pondasi Transformasi Menuju Generasi Emas 2045”, acara tersebut dibuka langsung oleh Pj Wali Kota Sabang, Andri Nourman, di Aula Bappeda, Kota Sabang, Selasa (24/9/2024).
Dalam sambutannya, Andri Nourman menyebutkan, berdasarkan data dari E-PPGBM, prevalensi stunting di Sabang mengalami penurunan, dari 10,1 persen menjadi 8,6 persen pada Agustus 2024. Jumlah balita yang terkena stunting pun berkurang, dari 316 anak menjadi 260 anak.
“Kita berharap pada akhir tahun nanti, dampak positif dari partisipasi yang telah kita laksanakan bersama dapat terus menurunkan angka prevalensi stunting di Kota Sabang hingga Desember 2024,” ujar Andri.
Pj Wali Kota Sabang juga menekankan beberapa hal yang menjadi perhatian bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting, seperti peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, optimalisasi penanganan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), perbaikan status ekonomi masyarakat, serta penguatan pola asuh dan perilaku hidup bersih serta sehat.
“Peningkatan komunikasi yang masif dan berkesinambungan dari semua perangkat daerah sangat penting dalam percepatan penurunan stunting ini,” tegasnya.
Andri Nourman juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sabang, instansi terkait, dan Forkopimda Sabang yang telah bekerja keras dalam upaya bersama ini.
“Mari kita bersama-sama maksimalkan percepatan penurunan stunting di Kota Sabang sesuai dengan target yang telah kita tetapkan,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua TPPS Kota Sabang, Kamaruddin, memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh TPPS, seperti audit kasus stunting, rapat koordinasi antar Pokja dan TPPS, serta penyediaan data dan pendampingan keluarga yang berisiko.
“Kami telah bersinergi dengan OPD terkait, melaksanakan kegiatan geunaseh, PMT pemulihan, dan PMT reguler. TPPS juga berkolaborasi dengan OPD teknis untuk kegiatan percepatan penurunan stunting,” ungkap Kamaruddin.
Namun demikian, ia juga menekankan perlunya peningkatan peran aktif TPPS di tingkat kecamatan dan gampong dalam memonitoring kegiatan percepatan penurunan stunting, serta peran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) yang lebih optimal.(WD/*)