Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Prof. Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, PhD, IPU, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tokoh nasional asal Aceh, resmi mendaftar sebagai Bakal Calon (Bacalon) Gubernur Aceh ke Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Gelora provinsi Aceh, di Banda Aceh, Selasa (25/6/2024) malam.
Pendaftaran ini menandai langkah awal Prof. Sanny dalam kontestasi politik di Aceh dan menjadikannya Bacalon Gubernur Aceh pertama yang mendaftar melalui Partai Gelora Aceh. Ketua Tim Pemberkasan dan Administrasi Pemenangan Prof. Sanny, Muhammad Ridha, beserta tim pemenangan menyerahkan berkas pendaftaran langsung ke Ketua Partai Gelora Aceh, Fuady Sulaiman, ST, M.Si, yang didampingi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gelora, Suryawati, dan Wakil Sekretaris Muhammad Sufri.
Muhammad Ridha menjelaskan bahwa keputusan untuk mendaftar melalui Partai Gelora bukan hanya karena pertimbangan kursi legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). “Meskipun Partai Gelora tidak memiliki kursi di tingkat provinsi, kami yakin ada pemilih partai Gelora yang mendukung program-program dan ide-ide konstruktif dari Prof. Sanny,” ujarnya.
Ridha juga menekankan pentingnya merangkul semua elemen masyarakat dan partai politik, termasuk yang tidak memiliki kursi di DPRA.
Ketua DPW Partai Gelora Aceh, Fuady Sulaiman, menyambut baik pendaftaran ini dan menyatakan terkejut serta terkesan dengan kehadiran tim Prof. Sanny di kantor DPW Gelora Aceh.
“Kehadiran Prof. Sanny sebagai Bacalon Gubernur merupakan suatu kehormatan dan menandai satu-satunya pendaftaran Bacalon gubernur ke DPW Partai Gelora Aceh hingga saat ini,” kata Fuady.
Langkah Prof. Sanny ini dianggap menambah dinamika politik di Aceh dan menunjukkan keberaniannya untuk merangkul berbagai elemen dalam masyarakat. Pendaftaran ini juga memperlihatkan tekadnya untuk bekerja demi kepentingan yang lebih luas, meskipun Partai Gelora belum memiliki representasi di DPRA.
Selain Partai Gelora, Prof. Sanny sebelumnya juga telah mendaftar di beberapa partai politik lainnya, baik lokal maupun nasional, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nasdem, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Adil Sejahtera (PAS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan untuk Aceh memerlukan kolaborasi dari semua pihak, tanpa memandang besar atau kecilnya dukungan politik yang ada.(WD/*)