Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Ketua Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Aceh Anita, SKM M.Kes membagi sembako kepada 15 orang penderita Tuberkulosis (TBC) di Komplek Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Darul Imarah, Aceh Besar, Kamis (4/4/2024) sore.
Pada kesempatan itu Ketua Persakmi Aceh yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Besar Anita menyampaikan bahwa penyakit TBC masih menjadi perhatian serius, dimana tingkat penularan yang tinggi akan berkontribusi pada peningkatan kematian dan penurunan kualitas hidup individu serta mengancam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang paling memamtikan di dunia, pada tahun 2022 WHO melaporkan bahwa kita Indonesia adalah negara dengan beban TB terbesar nomor dua di dunia,” ujarnya.
Diperkirakan setiap tahunnya muncul 969.000 kasus TB baru, dengan kematian mencapai 144.000. untuk mengatasi hal tersebut Anita mengatakan Indonesia berkomitmen menuju eliminasi TB tahun 2030.
“Beban TBC tertinggi pada tahun 2022 terjadi Pulau Jawa, Provinsi Sumatera Utara dan DKI Jakarta, sedangkan kita Aceh ada di posisi ke – 11, kasua TBC di Aceh pada tahun 2023 adalah 13.677 kasus dari target 21.289 atau 64%,” sebutnya.
Selanjutnya Anita mengatakan terpilihnya Kabupaten Aceh Besar dalam rangka peringatan hari TBC se dunia ini karena Aceh Besar termasuk diantara delapan (8) Kabupaten/Kota prioritas penanggulangan TBC.
“Terpilihnya Aceh Besar ini, karena mempunyai beban TBC yang tinggi diantara 23 Kabupaten/Kota di Aceh, di Aceh Besar juga penemuan kasus TBC tiap tahunnya makin meningkat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anita menjelaskan pada tahun 2023 ditemukan 445 kasus TBC dimana kasus paling banyak ditemukan di Kecamatan Darul Imarah yaitu 55 kasus (12%) dibandingkan dengan 22 kecamatan lainnya.
“Inilah ynag menjadi alasan utama kami Persakmi Aceh sepakat untuk tahun ini memberikan donasi ke penderita TBC di Kecamatan Darul Imarah sebagai bentuk dukungan kami dalam menyukseskan program eliminasi TBC tahun 2030,” jelasnya.
Diakhir kata Anita mengajak semua untuk mencegah dan melakukan pengendalian terhadap penyakit TBC dalam upaya menjaga perilaku hidup bersih sehat, imunisasi BCG pada bayi, terapi pencegahan TBC pada kontak erat, screening dan pengobatan TBC di faskes pemerintah dan swasta, faskes tes cepat molekular sebagai gold standar untuk diagnosa TBC dan pemantauan pengobatan TBC sampai sembuh.
“Jangan takut dikucilkan, semua penyakit ada obatnya, mari jaga makanan kita tetap bergizi, lakukan olahraga, pengelolaan stress, sanitasi dan personal hygiene, dan untuk diangnosa TBC di Aceh Besar ada empat (4) faskes yang bisa diakses yaitu PKM Seulimuem, RSUD Aceh Besar, PKM Darul Imarah dan PKM Kuta Baro,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Aceh Besar Ns. Rina Karmila, S.Kep. mengatakan agar para penderita TBC ini tetap bersemangat dan selalu rutin menjaga pola makan serta mengonsusmsi obat hingga penyakit TBC ini tuntas.
“Tetap semangat dan rutinlah dalam mengosumsi obatnya sampai tuntas, Insya Allah akan sembuh,” tuturnya.
Rina mengatakan dalam usaha memotong penyebaran penyakit TBC ini tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah saja melainkan harus disertai peran serta masyarakat karena masyarakatlah yang paling pertama mengetahui adanya penderita di lingkungannya.
Rina juga menambahkan bagi penderita jangan malu-malu untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit setempat. Pembagian paket sembako baginpenderita TBC ini juga disaksikan langsung oleh Kepala Puskesmas Darul Imarah dr. Nilawati, MKM dan para pegawainya serta pengurus Persakmi Aceh dan juga pemateri kegiatan.(Rinaldi)