Daerah  

139 Etnis Rohingya ke Kota Sabang Mendapat Respons Tegas Pemerintah Kota

Sebanyak kurang lebih 139 etnis Rohingya yyang kembali mendarat di Kota Sabang dan berlabuh ke pesisir pantai Ie Meulee Sabtu (2/12/2023) dini masih di Sabang, Senin (4/12/2023), FOTO/ PROKOPIM PEMKO SABANG

Kabarnanggroe.com, Sabang — Kurang lebih 139 etnis Rohingya kembali mendarat di Kota Sabang, membuat perhatian Kota Sabang terhadap masalah pengungsi semakin meningkat. Gelombang kedua kedatangan ini terjadi pada Sabtu (2/12/2023) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, ketika para pengungsi menggunakan perahu kayu untuk berlabuh di pesisir pantai Ie Meulee.

Menurut Ady Akmal Shiddiq, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Sabang, gelombang kedatangan ini merupakan yang kedua pada penghujung tahun 2023. Dia menjelaskan bahwa setelah berlabuh, para pengungsi bermalam di Balohan, namun mereka mengalami penolakan dari masyarakat setempat.

“Hasil rapat koordinasi Forkopimda Kota Sabang bersama para pemangku kepentingan sepakat untuk menempatkan para pengungsi sementara di Dermaga CT-1 BPKS. Namun, ini bersifat sementara,” ungkap Kabag Prokopim.

Ady Akmal menegaskan bahwa Pemerintah Kota Sabang tidak pernah menganggarkan biaya apapun untuk kebutuhan pengungsi Rohingya yang tiba di Pulau Weh. Pemko hanya memberikan bantuan kemanusiaan saat kedatangan pertama pengungsi karena kondisi mereka yang membutuhkan.

“Pemko tidak pernah mengeluarkan sepeserpun untuk mereka, baik yang kemarin masuk maupun yang pertama di Ujong Kareung sebelumnya. Pemko hanya memberikan bantuan kemanusiaan pada saat mereka tiba pertama kali,” terang Ady Akmal.

Pembiayaan untuk kebutuhan pengungsi sepenuhnya ditanggung oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Protection Associate UNHCR, Faisal Rahman, menyatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan dasar, kesehatan, dan biaya yang diperlukan oleh para pengungsi Rohingya.

Faisal menekankan bahwa penanganan pengungsi merupakan tanggung jawab UNHCR, bekerja sama dengan lembaga mitra seperti IOM. Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Pengungsi Nasional dan pemerintah di tingkat nasional, provinsi, maupun di daerah terkait relokasi atau penempatan selanjutnya para pengungsi tersebut.

“Kami terus berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Pengungsi Nasional, mencari alternatif tempat yang bisa ditunjuk oleh pemerintah untuk penanganan yang lebih efektif,” jelasnya.

Pemerintah Kota Sabang dan UNHCR sepakat untuk bekerja sama dalam menangani masalah pengungsi Rohingya dengan mencari solusi yang sesuai bagi kedua belah pihak. Meskipun pemerintah setempat tidak mengalokasikan dana, upaya penanganan dan koordinasi terus dilakukan demi keberlangsungan pengungsi tersebut.(Cek Man/*)