Karateka Binaan Forki dan KONI Aceh Banyak Sabet Medali di Malaysia

Tim Karateka Binaan KONI Aceh berpose bersama. Foto : Ist

Kabarnanggroe.com, Kuala Lumpur – Dua tim karateka Aceh yaitu binaan KONI dan Forki menyabet banyak medali di Kejuaraan Internasional Milo Open Championship Malaysia 2023 yang berakhir, Senin (26/6/2023).

Tim binaan KONI Aceh yang mengirimkan lima karateka berhasil meraih lima medali terdiri dua medali emas dan tiga medali perunggu.

Sedangkan Tim Forki Aceh yang menurunkan 12  karateka yang terdiri enam putra dan enam putri, berhasil meraih satu medali emas, empat perak dan satu medali perunggu.

Atlet Binaan KONI Aceh

Lima atlet binaan KONI Aceh yang dikirim untuk mengikuti Kejuaraan Internasional Milo Open Championship Malaysia 2023 sukses membawa pulang lima medali. Kejuaraan yang berlangsung  23-25 Juni 2023 ini digelar di Stadium Titiwang, Kuala Lumpur.

Manajer Tim Karate Aceh, Sulamain SE kepada wartawan, Senin (26/6/2023) merincikan, masing-masing medali yang diraih tersebut yaitu, medali emas oleh Gebrina Najwa Andini (Kata Perorangan Putri), dan Najla Syakira (Kumite Perorangan Putri).

Kemudian medali perunggu oleh M. Imam (Kumite Senior Putra), M. Farizi (Kumite Senior Putra) dan Katuta Barera (Kumite Senior Putra).

Selain manajer, selama kejuaraan di Malaysia, masing-masing atlet didampingi langsung oleh Pelatih Kepala Shihan M. Arie Marzuki SH, dan Pelatih Sensei Hendra Darmawan SH.

“Alhamdulillah, dari lima atlet yang kita bawa ke kejuaraan ini, semuanya berhasil meraih prestasi,” kata Sulaiman.

Untuk diketahui, kelima atlet yang diikutsertakan dalam kejuaraan Milo Open Championship Malaysia kali ini merupakan atlet binaan KONI Aceh, yang tergabung dalam program Pemusatan latihan daerah (Pelatda) tahun 2023 sebagai persiapan menghadapi PON XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara.

Menurut Pelatih Kepala, fokus utama Tim Karate Aceh pada kejuaraan itu bukanlah capaian medali, tapi lebih kepada penerapan pola permainan atau pertandingan yang berbasis pada sport science, seperti yang diminta oleh Ketua Umum KONI Aceh H. Kamaruddin Abu Bakar atau Abu Razak.

Sport science yang dimaksud meliputi, psikologi mental, fisik, dan tehnik para atlet. Selama masa latihan, seluruh materi ditetapkan target capaian, dan evaluasi secara berkala.

“jadi, pola latihan yang diterapkan oleh Tim Kepelatihan sekarang ini, berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Target kita adalah medali emas pada PON tahun 2024 nanti,” tambah Pelatih Kepala

Dalam setiap kejuaraan yang diikuti jelang PON 2024, pelatih lebih menekankan agar atlet dapat meng-eksplor seluruh materi yang diberikan selama masa pelatihan.

“Tim yang kami bentuk tidak saja cukup merupakan juara Aceh, namun juga kami pilih berdasarkan pemantauan yang panjang sejak kejuaraan nasional PB Forki tahun lalu sampai dengan event-event yang ada akhir tahun lalu sesuai standar KONI Aceh, yaitu yang bisa bersaing di kancah nasional khususnya PON 2024 nantinya,” kata Sulaiman.

Penerapan pola latihan dengan sport science diakui manfaatnya oleh para atlet. Misalnya seperti diungkapkan oleh Gebrina Najwa Andini, peraih medali emas Kejuaraan Internasional Milo Open Championship Malaysia.

“Di kejuaraan ini, saya tidak diminta untuk target medali emas. Pelatih meminta saya menampilkan yang terbaik sesuai dengan diajarkan selama berlatih di program Pelatda KONI Aceh,” kata Najwa.

“Saat bertanding, fokus saya bukan untuk dapat medali, tapi memaksimalkan semua materi latihan. Alhamdulillah hasilnya medali emas,” kata atlet lainnya Najla.

Meskipun hasil yang dicapai di Kejuaraan Internasional Milo Open Championship Malaysia 2023 sudah maksimal, Tim pelatih mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan evaluasi agar ke depan performa para atlet di bawah asuhan KONI Aceh akan lebih maksimal.

Atlet Binaan Forki Aceh

Secara terpisah, seorang pelatih kepala Tim Forki Aceh, Duta Ambiya kepada Kabarnanggroe.com menyebutkan, Tim Forki Aceh menurunkan 12  karateka binaan yang terdiri enam putra dan enam putri, berhasil meraih satu medali emas, empat medali perak dan satu medali perunggu.

Medali emas diraih Mentari Gita Putri Andika yang turun di nomor kata atau peragaan kategori senior putri.

Empat medali perak diperoleh dari nomor tarung atau kumite yaitu Pungga Zalzabila Wiranda kelas 55 Kg, Dega Agista Ajeng Dewanti (50 Kg), Ulyana kumite (68 Kg) putri dan Sultan Hafidz (84 Kg) putra.

Satu medali perunggu dari nomor kata kategori putra, melalui karateka Muhammad Tawakallah Nagata.

“Kita menurunkan semua karateka bertanding di kategori senior pada kejuaraan internasional di Malaysia ini,” ujar Duta Ambiya salah seorang pelatih spesialis nomor kata yang mumpuni di Aceh ini.

Duta menyebutkan, penampilan karateka binaan Forki Aceh menunjukkan progres yang bagus ketika bersaing dengan karateka dari tim nasional Malaysia. (Sdm/*).