kabarnanggroe.com, Suriah – Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi, yang disebut-sebut sebagai pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan bunuh diri.
Menurut sumber keamanan, dia meledakkan rompi bunuh dirinya ketika menyadari akan ditangkap oleh pasukan intelijen Turkiye.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan Ahad lalu mengumumkan Organisasi Intelijen Nasional (MİT) akan “memusnahkan” al-Qurashi di Suriah.
Anggota MİT kemudian memulai penyelidikan intelijen untuk meringkus sang pemimpin ISIS. Penyelidikan ini mendapat dukungan dari polisi militer setempat.
Melalui penyelidikan tersebut, al-Qurashi diketahui berada di wilayah Jindires, barat laut Afrin, Suriah. Dia tinggal di sebuah rumah pertanian di desa Mishki dan memimpin organisasi ISIS dari sana. Rumah itu kemudian mulai dipantau dari udara dan darat.
Al-Qurashi menggunakan kurir untuk menghindari penyelidikan dan menyampaikan intruksinya kepada organisasinya.
Tim khusus intelijen Turkiye kemudian menggerebek rumah tempat persembunyian Qurashi pada 28 April saat mendapat petunjuk dia akan segera berpindah tempat.
Namun, al-Qurashi tidak merespons saat diminta menyerah. Tim intelijen kemudian masuk ke gerbang halaman belakang dan dinding samping untuk menerobos ke dalam rumah.
Saat inilah al-Qurashi meledakkan diri meledakkan rompi bunuh dirinya.
Operasi penangkapan itu berlangsung selama 4 jam. Tidak ada kerugian yang dialami warga sipil dan operasi.
Negara pertama
Abu Hussein al-Qurashi diangkat sebagai pemimpin kelompok ISIS setelah pemimpin sebelumnya dibunuh pada Oktober lalu. Dia mengambil alih kepemimpinan pada saat ISIS kehilangan kekuasaan atas wilayah yang pernah dikuasainya di Irak dan Suriah.
Pasa 2013, Turki menjadi salah satu negara pertama yang menyatakan ISIS sebagai kelompok teroris.
ISIS melancarkan serangan terhadap Turkiye beberapa kali, termasuk 10 bom bunuh diri, 7 serangan bom, dan 4 serangan bersenjata yang menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.