Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Di tengah deru perubahan dunia pendidikan Indonesia, muncul secercah harapan yang bernama Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini digadang-gadang sebagai jawaban atas tuntutan dan tantangan zaman, yang mengharapkan lulusan pendidikan mampu berkompetisi di kancah global.
Salah satu keunggulan yang dibanggakan dari Kurikulum Merdeka adalah lebih relevan dan interaktif. Memasuki tahun ke 3 penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar memastikan tahun 2024 semua sekolah yang ada di Aceh Besar telah melaksanakan Kurikulum Merdeka Belajar.
Kepala Disdikbud Aceh Besar, Bahrul Jamil, SSos, MSi, mengatakan, di awal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, pihaknya mengimplementasikan kepada 60 sekolah di Aceh Besar sebagai percontohan bagi sekolah lain. Pada tahun kedua, Disdikbud Aceh Besar mengintruksikan kepada semua sekolah untuk penerapan kurikulum tersebut.
“Tahun kedua kita sudah mulai intruksikan semua sekolah, namun sayangnya ada dua sekolah yang belum bisa melaksanakan, karena fasilitas sekolah dan kesiapan guru serta anggaran yang belum tersedia, dua sekolah itu, SDN Cucum dan SDN 8 Kota Jantho,” katanya, Rabu (31/7/2024).
Bahrul Jamil juga menuturkan, untuk tahun 2024 ini pihaknya telah mengintruksikan semua sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar.
“Tahun ini semua sudah kita intruksikan, karena tahun lalu kita sudah melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk guru SD dan SMP tentang penyusunan modul pembelajaran kurikulum merdeka. Nah, untuk tahun ini kita juga sedang laksanakan Bimtek penyusunan kurikulum Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Program ini dirancang Kemendikbudristek sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila,” ungkap pria yang kerab disapa BJ itu.
Tidak hanya itu, pada tahun 2024 ini Disdikbud Aceh Besar telah mengintruksikan seluruh sekolah yang ada di Aceh Besar, khususnya, PAUD, SD dan SMP untuk melaksanakan Bimtek secara mandiri dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kita sudah minta untuk sekolah lakukan Bimtek mandiri, karena kurikulum merdeka mendorong guru untuk mengembangkan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks nyata. Relevansi Kurikulum Merdeka juga tercermin dalam fleksibilitasnya.
Kurikulum ini memberikan ruang bagi sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa serta lingkungan setempat,” urainya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Kurikulum Dikdas Disdikbud Aceh Besar Juwita SPd mengatakan, kurikulum merdeka mendorong guru untuk menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan peran, simulasi, dan penggunaan teknologi.
Guru juga didorong untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menantang, di mana siswa merasa nyaman untuk bertanya, berpendapat, dan berkreasi.
“Interaktivitas kurikulum merdeka juga tercermin dalam penilaian yang lebih holistik. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil belajar kognitif, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik.
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan dan menggunakan berbagai instrumen, seperti portofolio, presentasi, dan unjuk kerja.,” pungkasnya.(AMZ)