Harga Rempah-rempah di Pasar Induk Lambaro Lebih Stabil Dibanding Bulan Maulid Tahun Lalu

Berbagai Rempah-rempah dan kacang-kacangan di Pasar Induk Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar, Minggu (29/9/2024). FOTO/ILHAM RAMADANI

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho — Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam tahun ini, harga rempah-rempah di Pasar Induk Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, terpantau lebih stabil dibandingkan dengan tahun lalu. Sejumlah komoditas seperti ketumbar, kunyit, kayu manis, dan kemiri, tetap berada di kisaran harga yang relatif terkendali.

Seorang pedagang rempah di Pasar Lambaro Riski mengungkapkan, dari berbagai jenis rempah yang ia jual, hanya kemiri yang mengalami kenaikan harga signifikan. “Dari sekian banyak rempah-rempah, cuma kemiri yang harganya naik,” ungkapnya, Minggu (29/9/2024).

Ia menjelaskan bahwa harga kemiri pada bulan lalu masih berkisar di Rp 40 ribu per kilogram, namun kini melonjak menjadi Rp 60 ribu per kilogram sejak awal bulan September. “Kemiri yang naik, yang lain masih stabil,” tambahnya.

Sementara itu, harga komoditas lainnya seperti ketumbar dan kunyit cenderung tetap. “Harga ketumbar saya jual Rp 22 ribu per kilogram, kunyit bubuk Rp 60 ribu per kilogram, dan kayu manis Rp 60 ribu per kilogram,” jelas Riski. Ia juga menyebutkan bahwa harga kerupuk melinjo saat ini mencapai Rp 90 ribu per kilogram, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sempat menyentuh Rp 120 ribu per kilogram pada bulan Maulid.

Riski juga menyoroti kondisi pasar yang sepi pasca berlangsungnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut tahun 2024. Menurutnya, pasar justru mengalami penurunan jumlah pengunjung, terutama dari kalangan rumah makan yang biasa menjadi pelanggan tetap. Hal ini dikarenakan kebutuhan konsumsi peserta PON lebih banyak dikelola oleh panitia melalui layanan katering.

“Selama PON kemarin, sebenarnya tidak berdampak positif kepada pedagang di sini, malah tampak lebih sepi. Mungkin karena makanan peserta PON diurus panitia lewat katering, jadi rumah makan di sini sepi dan mereka kurang belanja di pasar,” tutup Riski.(Ilham Ramadani)