Pengusaha Terlibat Sepakbola, Kenapa Tidak?

Plt Ketua Umum PSAB, Mariadi ST M (dua dari kiri) memberi arahan kepada pemain U-17 di Lapangan PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya milik Pemkab Aceh Besar yang masih bertaraf gampong, Selasa (29/7/2025). FOTO/BEDU SAINI

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh- Sepakbola bisa dibilang mulai berkembang di Kabupaten Aceh Besar dengan banyak klub-klub tarkam atau juga untuk usia dini, Sasana Sepakbola (SSB), tetapi didukung dengan lapangan masih bertaraf gampong

Awalnya, sepakbola mengandalkan dana anggaran daerah, tetapi dengan berakhirnya peraturan tersebut, sudah banyak pengusaha yang terlibat langsung dalam dunia sepakbola Indonesia, namun untuk Provinsi Aceh masih segelintir pebisnis yang mau mensisihkan keuntungan perusahaan untuk sepakbola.

Ditambah dengan pengelolaan yang belum profesional, seiring belum menjadi bisnis yang menarik bagi pengusaha Aceh dengan anggapan tidak menguntungkan, banyak klub atau bonden kabupaten tenggelam, seperti PSAP Sigli atau juga PSSB Bireuen.

Dua klub ini pernah bersinar pada eranya, bahkan pelatih kiper PSAB Aceh Besar, Rahmanuddin pernah bermain di bonden tersebut. Sehingga, dibutuhkan sebuah manajemen yang profesional untuk menghidupkan kembali dua klub tersebut dengan dukungan semua pihak.

Saat ini, bonden Aceh Besar, PSAB yang dikomandoi Mariadi ST MM tampaknya menjadi salah satu klub yang terus berusaha tetap eksis dalam kancah persepakbolaan Aceh dan nasional.

Torehan prestasi di bawah pimpinannya sudah bisa menjadi jawaban bagi para pengusaha Aceh Besar untuk bersama-sama membangun klub ini tumbuh besar, minimal di bawah Persiraja Banda Aceh.

Dukungan Pemkab Aceh Besar juga sangat dibutuhkan untuk menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, khususnya lapangan yang representatif dekat perkotaan. Saat ini, sudah ada stadion di Kota Jantho, tetapi jauh dari keramaian, sehingga dari segi bisnis tidak menguntungkan.

Kondisi Lapangan PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar pada Minggu (27/7/2025). FOTO/MUHAMMAD NUR

Apalagi, pemerintah daerah yakni Pemkab Aceh Besar memiliki peran penting dalam pengembangan sepakbola, terutama dalam pembinaan usia muda dan penyediaan fasilitas, salah satunya stadion yang dilengkapi berbagai fasilitas mumpuni.

PSAB bukan hanya membina tim senior, tetapi juga kelompok umur, dari U-13, U-15 sampai U-17. Sebagai sebuah klub kebanggaan rakyat Aceh Besar, sudah seharusnya Pemkab Aceh Besar kembali merencanakan pembangunan stadion baru yang nantinya dikelola oleh pihak ketiga atau klub.

Untuk anggaran pembangunan tentunya dapat dialokasikan dari APBK dan juga APBN melalui PSSI dengan metode bekerja sama dengan PSSI Aceh Besar untuk meningkatkan kualitas sepakbola di daerah ini.

Untuk prestasi, PSAB sudah menunjukkan peningkatan dengan mengikuti Piala Soeratin Nasional dan Liga 4 pada tahun 2024 lalu. Bahkan, baru-baru ini, berhasil meloloskan tim Pra PORA Aceh Besar ke PORA Aceh Jaya 2026.

Dengan prestasi yang telah diraihnya, para pengusaha sudah seharusnya dapat terlibat dalam membangun klub sepakbola ini sampai dengan pola bisnis, seperti yang diterapkan klub-klub di Pulau Jawa, sehingga akan berjalan ke arah lebih positif.

Pola bisnis memang masih jauh, apalagi stadion representatif yang menguntungkan belum terdapat di Aceh Besar, namun bisa dimulai dari berbagai cara lainnya, sehingga bisa mengamankan jalannya roda klub tanpa terputus.

Semoga, nantinya, PSAB akan terus melaju kencang dengan dukungan pengusaha besar di Aceh Besar dan Aceh ataupun dimanapun berada. Begitu juga juga dengan stadion megah, sebagai pijakan awal menuju dunia bisnis yang telah diterapkan sejumlah klub di Indonesia.(Muh)