Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Sebanyak 2.754 pelajar dari 147 sekolah dan madrasah di seluruh Aceh ambil bagian dalam RIAB Fair XII. Ajang tahunan yang digelar Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB) tersebut, resmi dimulai dengan penabuhan beduk sebagai simbolis pembukaan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Aceh, Drs H Azhari MSi, di Kompleks RIAB, Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Senin (29/9/2025).
Pada kesempatan itu, Direktur MA Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa, Riadhi SPd mengungkapkan, RIAB Fair merupakan wadah pembinaan dan ajang berkompetisi bagi peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI hingga SMA/MA.
“Tahun ini jumlah peserta mencapai 2.754 orang dari 147 sekolah dan madrasah di seluruh Aceh. Mereka akan berkompetisi di berbagai bidang, baik akademik, keagamaan, seni, maupun olahraga,” ujarnya.
Riadhi menuturkan, RIAB Fair tidak hanya berorientasi pada kemenangan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan peningkatan kualitas diri peserta.
“RIAB Fair bukan sekadar lomba. Kami ingin membentuk karakter siswa yang berakhlak, percaya diri, dan berdaya saing. Ajang ini juga menjadi tempat belajar kepemimpinan dan kolaborasi,” terangnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang mengusung tema “MEDIEVAL (Make Every Dream a Path To Excellence)” tersebut memperlombakan berbagai cabang, di antaranya meliputi cerdas cermat, olimpiade sains dan agama, tilawatil Quran, tahfidz, kaligrafi, pidato tiga bahasa, rapai geleng, futsal, dan panahan.
Sebagai bentuk apresiasi, pihak penyelenggara akan memberikan “Golden Ticket” bagi para juara berupa kesempatan melanjutkan pendidikan di RIAB tanpa tes (jalur undangan) serta pembebasan biaya pembangunan hingga 100 persen, tergantung prestasi yang diraih.
Sementara itu, Asisten I Sekda Aceh Besar, Farhan AP atau yang akrab disapa Yahcek Farhan, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan RIAB Fair sebagai wadah positif bagi generasi muda untuk melatih mental dan semangat berkompetisi.

“Ajang seperti ini menjadi tempat bagi anak-anak kita untuk belajar tampil percaya diri dan berkompetisi secara sehat. Mereka belajar bagaimana menghadapi tantangan, bekerja dalam tim, dan menghargai proses,” ucap Farhan.
Ia juga menilai kegiatan seperti RIAB Fair menjadi bagian penting dalam membangun kesiapan pelajar menghadapi ajang kompetitif yang lebih besar di masa depan.
Pada kesempatan yang sama, Asisten I Farhan AP juga menyinggung pentingnya pelestarian bahasa Aceh di kalangan pelajar. Ia mengaku bangga dengan kemampuan bahasa Arab dan Inggris para santri, namun menilai kemampuan bahasa Aceh mulai tergerus di kalangan generasi muda.
“Saya tidak meragukan kemampuan bahasa Arab maupun Inggris anak-anak kita, tapi saya masih ragu dengan kemampuan bahasa Acehnya. Padahal sejak 2017 Pemerintah Aceh Besar sudah mengimbau penggunaan bahasa Aceh setiap Kamis, dan tahun ini Gubernur Muzakir Manaf kembali menegaskannya,” katanya.
Menurutnya, hasil penelitian nasional menunjukkan bahwa bahasa Aceh berpotensi punah dalam 20 hingga 25 tahun ke depan jika tidak dilestarikan melalui penggunaan sehari-hari.
Menanggapi hal tersebut, Kakan Kemenag Aceh Drs H Azhari MSi menyatakan sepakat dan menegaskan pentingnya pembiasaan bahasa daerah di lembaga pendidikan.
“Melestarikan bahasa Aceh tidak cukup dengan imbauan, tapi harus dibiasakan penggunaannya sejak dini, termasuk di dayah dan madrasah. Itu bagian dari menjaga identitas dan marwah kita sebagai orang Aceh,” tegasnya.
Lebih lanjut, Riadhi berharap RIAB Fair terus berkembang menjadi ajang inspiratif yang mampu menumbuhkan semangat berprestasi di kalangan pelajar Aceh.
“Kami berkomitmen menjadikan RIAB Fair sebagai wadah bagi generasi muda Aceh untuk menyalurkan potensi, meraih mimpi, dan menjadi insan berprestasi yang membawa nama baik daerah dan bangsa,” pungkasnya.(Wahyu)