BNN Sabang Gelar Pegelaran Seni dan Lomba Masak Kuah Peuaweuh

Kepala BNN Kota Sabang bersama Kepala BNN Provinsi Aceh serta jajaran Forkopimda dan instansi vertikal melakukan deklarasi Gampong Bersinar, di Taman Putro Ijoe, Danau Aneuk Laot, Sabang, Kamis (27/6/2024). FOTO/ HUMAS BNNK SABANG

Kabarnanggroe.com, Sabang – Dalam menyambut peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2024, BNN Kota Sabang menyelenggarakan serangkaian kegiatan di Taman Putro Ijoe, Danau Aneuk Laot, Sabang, Kamis (27/6/2024).

Turut hadir dan membuka acara Kepala BNN Provinsi Aceh Brigjen. Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M. bersama sejumlah undangan Forkopimda dan unsur masyarakat di Kota Sabang.

Kepala BNN Kota Sabang Hasnanda Putra, S.T., MM MT mengatakan Pagelaran Seni dirangkai dengan Lauching Gampong Bersinar atau bersih narkoba dimaksudkan sebagai upaya menyatukan tekad dan komitmen melawan narkoba.

“Tahun 2024 ini kita laksanakan program Desa Bersinar dan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di Gampong Keuneukai dan Gampong Anoi Itam,” sebutnya.

Lebih lanjut, Hasnanda megatakan rangkaian kegiatan lain yang dilaksanakan di tepi danau ini, yaitu Lomba Memasak Kuah Peuaweuh dimaksudkan sebagai upaya mendukung citra kuliner makanan Aceh.

“Makanan Aceh enak bukan karena bumbu ganja, tetapi rempah-rempah yang kaya dan bumbu warisan terdahulu yang sangat terkenal,” lanjut Hasnanda.

Sementara Kepala BNN Aceh Brigjen. Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M dalam sambutannya menyebutkan dukungan semua masyarakat dan stakeholder akan menjadi benteng terkuat mencegah dan memberantas narkoba.

“Tagline kita bersama yang sudah menyebar seluruh desa-desa di Aceh “Usir Narkoba dari Gampong Tanyoe” menjadi gerakan bersama,” kata Jenderal bintang satu ini.

Rangkaian kegiatan ini dimaksudkan untuk memeriahkan Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2024. Kepala BNN Aceh ikut serta meramaikan Lomba Masak dengan menjadi peserta. Jenderal low profile ini juga berbaur bersama masyarakat menyiapkan perlengkapan untuk ikut memasak bersama 25 kelompok peserta lainnya.

“Bersama kita mengubah stigma bahwa makanan di Aceh tidak mengandung ganja. Enak karena kaya rempah-rempah pilihan dan warisan orang-orang dahulu yang ahli dan pandai meracik makanan,” pungkasnya.(Feby)