Opini  

Pendidikan di Aceh: Antara Tradisi, Modernitas, dan Tantangan Masa Depan

(Muhammad Rizki, S.Pd.I., M.Pd. adalah Mahasiswa Doktoral dan Ketua Senat Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry)

Kabarnanggroe.com, Serambi Mekkah yang gemilang tak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tapi juga menyimpan cerita panjang tentang pendidikan yang senantiasa beradaptasi dengan zaman. Di balik gemerlap syariat dan perjuangan panjangnya, terbentang kisah tentang Dayah, lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah eksis sejak berabad-abad silam. Dayah menjadi pilar utama dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam, fondasi moral dan spiritual bagi masyarakat Aceh.

Seiring perkembangan zaman, sistem pendidikan di Aceh tak luput dari modernisasi. Sekolah formal mulai didirikan, mengantarkan generasi muda Aceh memasuki gerbang dunia modern. Perpaduan antara pendidikan tradisional dan modern ini melahirkan insan-insan Aceh yang berkarakter kuat, berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan budaya, namun tak gagap dalam menghadapi tantangan global.

Namun, perjalanan pendidikan di Aceh tak selalu mulus. Konflik berkepanjangan yang melanda Aceh di masa lampau meninggalkan luka mendalam, termasuk pada sektor pendidikan. Infrastruktur sekolah rusak, guru-guru kehilangan tempat tinggal, dan proses belajar mengajar terhambat.

Berkat perdamaian yang diraih, pendidikan di Aceh perlahan bangkit kembali. Pemerintah Aceh berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, membangun kembali infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan guru. Berbagai program dan kebijakan diluncurkan untuk mengantarkan pendidikan Aceh menuju masa depan yang lebih cerah.

Tantangan demi tantangan terus dihadapi. Keterbatasan akses pendidikan di daerah terpencil, kesenjangan mutu pendidikan antar wilayah, dan rendahnya kualitas guru masih menjadi batu sandungan. Di sisi lain, globalisasi dan kemajuan teknologi menghadirkan tantangan baru, menuntut sistem pendidikan di Aceh untuk beradaptasi dan berinovasi.

Di tengah berbagai rintangan tersebut, secercah harapan selalu ada. Semangat juang masyarakat Aceh yang tinggi untuk meraih pendidikan, diiringi dengan komitmen pemerintah dan berbagai pihak, menjadi modal kuat untuk membangun pendidikan Aceh yang lebih berkualitas.

Menuju Pendidikan Aceh yang Berkualitas:

Membangun pendidikan Aceh yang berkualitas memerlukan upaya kolektif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Berikut beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan:

Memperkuat Akses Pendidikan:

  1. Membangun dan merehabilitasi infrastruktur sekolah di daerah terpencil.
  2. Meningkatkan konektivitas internet untuk mendukung pembelajaran daring.
  3. Memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

Meningkatkan Mutu Pendidikan:

  1. Melatih dan meningkatkan kompetensi guru.
  2. Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dan budaya lokal.
  3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran.
  4. Memperluas Kesempatan Pendidikan:

Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan.

  1. Memberikan pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
  2. Mengembangkan program pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan untuk menunjang kebutuhan industri.

Memperkuat Kerjasama Antar Pemangku Kepentingan:

  1. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan dunia usaha.
  2. Melibatkan peran aktif orang tua dan keluarga dalam mendukung pendidikan anak.
  3. Membangun jaringan kerjasama dengan lembaga pendidikan di luar daerah dan luar negeri.

Semua poin yang tersampaikan di atas telah di rumuskan dan dilaksanakan, namun dalam proses implementasi masih banyak hal yang perlu di evaluasi dan ditingkatkan lagi sistem pengawasan tersebut agar niat dan rumusan yang baik dapat terlaksana secara maksimal. Karena pendidikan di Aceh bagaikan mutiara yang tersimpan dalam cangkang. Dengan kerja keras, sinergi, dan komitmen yang kuat dari semua pihak, mutiara itu akan terus bersinar, mengantarkan Aceh menuju masa depan yang gemilang.