BPMP Aceh Gelar Bimtek Kombel dan Advokasi IKM

Kepala BPMP Aceh Dr Muhammad Anis MSi, menyampaikan sambutannya pada pembukaan Bimtek Kombelbelajar.id dan Advokasi IKM, di Hotel A Yani Peunayong, Kota Banda Aceh, Sabtu (28/9/2024). FOTO/ WAHYU DESMI

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (BPMP) Aceh menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas untuk Kombelbelajar.id, dan Advokasi Implementasi Kurikulum Merdeka bagi mitra pembangunan. Kegiatam tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh DR Martunis DIE, di Hotel A Yani Peunayong, Kota Banda Aceh, Sabtu (28/9/2024).

Kegiatan yang akan berlangsung hingga 30 September 2024 ini diikuti oleh 50 peserta dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Dalam sambutannya, Dr. Martunis menekankan pentingnya fokus pada pendidikan sebagai fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia Aceh yang berkualitas.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh DR Martunis DIE, membuka Bimtek Kombelbelajar.id dan Advokasi IKM, di Hotel A Yani Peunayong, Kota Banda Aceh, Sabtu (28/9/2024). FOTO/ WAHYU DESMI

“Dalam upaya membangun sumber daya manusia Aceh yang berkualitas, sangat penting bagi kita untuk fokus pada pendidikan sebagai fondasi utama. Saya sangat senang berada di sini bersama seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB,” ujarnya.

Martunis juga menyinggung hasil asesmen yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh terhadap siswa kelas 10, yang menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris masih di bawah standar yang diharapkan. “Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa kita, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, masih di bawah standar yang diharapkan, dengan skor literasi bahasa Indonesia di bawah 40% dan bahasa Inggris di bawah 30%. Ini mencerminkan tantangan yang perlu segera diatasi,” lanjutnya.

Kendati itu, Ia menekankan, permasalahan tersebut harus dilihat sebagai peluang untuk memperbaiki sistem pendidikan secara bersama-sama. Digitalisasi pendidikan, menurut Martunis, dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan pendidikan, khususnya antara daerah perkotaan dan terpencil.

Para peserta mengikuti Bimtek Kombelbelajar.id dan Advokasi IKM, di Hotel A Yani Peunayong, Kota Banda Aceh, Sabtu (28/9/2024). FOTO/ WAHYU DESMI

“Kita mendorong lahirnya komunitas belajar yang dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antara guru, siswa, dan pihak terkait. Semangat kolaborasi dan gotong royong harus kita kedepankan agar cita-cita membangun sumber daya manusia Aceh yang unggul dapat terwujud,” jelasnya.

Lebih lanjut, Martunis berharap acara tersebut mampu membangun semangat baru bagi peserta, agar ide-ide yang didapatkan bisa diimplementasikan di sekolah-sekolah di seluruh Aceh guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Sementara itu, Kepala BPMP Aceh, Dr Muhammad Anis MSi menyampaikan, 95% sekolah di Indonesia telah menggunakan Kurikulum 2013. Namun, pelatihan berjenjang seperti yang dilakukan sebelumnya, kini sudah tidak lagi ada. Sebagai gantinya, Kurikulum Merdeka hadir dengan enam strategi implementasi, salah satunya melalui platform Merdeka Mengajar.

“Evaluasi terhadap implementasi Kurikulum Merdeka menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman antara sekolah di perkotaan dan daerah terpencil. Namun, Kurikulum Merdeka dianggap sebagai solusi tepat untuk pemulihan pembelajaran pasca-pandemi,” ungkap Anis.

Anis juga menyampaikan bahwa digitalisasi dalam pendidikan menjadi kebutuhan yang mendesak. Ia mencontohkan pesantren di Maros, Sulawesi Selatan, yang menjadi rujukan internasional dalam penerapan kurikulum berbasis digital. “Digitalisasi tidak hanya mempermudah proses pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan,” pungkasnya.(WD)