Bangun Pola Usaha Tani, Pengembangan Benih Padi Mulai Menguntungkan

Sejumlah pekerja menanam kembali padi yang sudah berusia 14 hari di area sawah Gampong Cucum, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Senin (26/5/2027) sore. FOTO/IST

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Saat ini, pemerintah sedang menggencarkan ketahanan pangan, salah satunya padi yang mulai menunjukkan hasil menggembirakan bagi para petani, seusai harga yang ditetapkan Rp 6.500 per kg.

Bahkan, di sejumlah tempat bisa mencapai Rp 7.000 sampai Rp 7.100 per kg. Tetapi, bukan itu yang mau dibahas, melainkan budidaya benih padi berkualitas tinggi yang nantinya ditanam kembali petani di area sawah.

Ir M Nasir Ali, mantan peneliti padi di Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh yang kini berubah nama menjadi Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BPMP) Aceh, Selasa 27/5/2025) mengatakan pola usaha pengembangan benih padi sudah sangat menjanjikan.

Dia menjelaskan dengan area lahan minimal 2.500 meter atau seperempat hektare, maka hasil panen yang diperoleh mampu menutupi seluruh biaya operasional, mulai dari penyediaan benih padi unggul, pupuk, obat-obatan dan lainnya, bahkan dapat memperoleh keuntungan yang signifikan.

Dikatakan, tahap awal mulai dari pembersihan lahan dan bajak sawah, termasuk pemberian pupuk NPK pertama sambil menyemai benih padi yang akan ditanam nantinya seusai berumur 14 hari.

“Untuk benih padi digunakan Inpari 32 yang sudah dikenal tahan hama,” katanya. Disebutkan, benih padi untuk area 1/4 hektare cukup 7 kg dengan harga Rp 20 ribu per kg atau Rp 140 ribu.

Ditambahkan, seusai benih sudah siap, maka dikerahkan lima pekerja untuk menanam benih padi selama sehari penuh, dengan ongkos per orang Rp 125 ribu atau Rp 625 ribu. “Seusai benih berumur 14 hari, maka langsung ditanam di area yang sudah disiapkan sebelumnya,” tambahnya.

M Nasir Ali yang telah banyak membantu petani sawah selama beberapa dekade di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh, khususnya wilayah timur dan barat Aceh menambahkan seusai 10 hari tanam, maka kembali diberi pupuk urea dengan total tiga kali sebanyak 17 kg.

Dia menyatakan selama masa perawatan sampai masa panen 100 hari setelah tanam juga dilakukan, seperti pemberian pupuk urea secara berkala dan penyemprotan obat-obatan untuk mencegah terserang hama.

Nah, ini yang ditunggu-tunggu, hasil panen padi dari area seluas 1/4 hektare, diperkirakan 1 sampai 1,5 ton yang tergantung dari intensifikasi lahan. Jika harga benih padi Rp 17 ribu per kg, maka pendapatan kotor antara Rp 17 juta sampai 25,5 juta.

Disebutkan, biaya yang dikeluarkan dari pembersihan lahan sampai perawatan tanaman sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta, sehingga pendapatan bersih antara Rp 15 juta sampai Rp 23 juta untuk sekali panen selama 120 hari kerja atau 4 bulan.

Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diperkirakan hasil untuk 1 hektare lahan atau lebih. Dia berharap ada pengusaha yang bersedia menanamkan modalnya untuk sektor usaha tani benih padi ini. Dia menjamin, modal yang dikeluarkan dipastikan akan kembali bersama keuntungan yang diperoleh.

“Memang pengusaha kita di Aceh masih enggan menanamkan modalnya untuk usaha tani padi,” katanya. Dia mengatakan di Pulau Jawa, banyak pengusaha yang bergerak di sektor tani, bahkan dari tanam padi sampai membangun pabrik padi.

Dia menjelaskan hasil usaha tani sudah sangat menguntungkan saat ini, kecuali terjadi bencana alam atau hal lainnya yang tidak bisa diduga sama sekali. Walaupun demikian, katanya, sektor tani tidak boleh dipandang sebelah mata, karena sama seperti usaha lainnya.

Sementara itu, pola usaha tani benih padi memiliki beberapa tahap penting, mulai dari persiapan lahan hingga pemasaran produk. Langkah-langkah ini meliputi pemilihan varietas unggul, persiapan lahan yang tepat, penanaman, perawatan, pemanenan, dan pengolahan pasca panen yang efisien.

Sehingga, akan menghasilkan benih padi berkualitas tinggi. Selain itu, kemitraan antara petani dan pihak terkait juga sangat penting untuk keberhasilan pola usaha tani ini.

Kemitraan antara petani dan pihak terkait, seperti perusahaan benih atau kelompok tani, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha tani benih padi. Kemitraan dapat memberikan dukungan teknis, modal, dan pemasaran.

Dengan menerapkan pola usaha tani benih padi yang baik, petani dapat meningkatkan pendapatan, menghasilkan benih berkualitas tinggi, dan mendukung ketahanan pangan nasional.(Muh)