Anak Nelayan Menembus Birokrasi, Muhammad Rizal Resmi PPPK di Kemenag

Kabarnanggroe.com, Aceh Timur, 27 Mei 2025 – Di tengah riuh ombak pantai dan kehidupan nelayan yang sederhana, lahirlah sebuah kisah inspiratif tentang keteguhan hati, doa, dan kerja keras. Muhammad Rizal, SH, putra daerah dari Aceh Timur, resmi dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 1 di lingkungan Kementerian Agama pada Senin, 26 Mei 2025. Di balik gelar dan jabatan yang kini disandangnya, tersembunyi jejak panjang perjuangan yang tak mudah.

Lahir dari keluarga sederhana, Rizal adalah anak dari Samsul Aji, seorang nelayan, dan Rohani, ibu rumah tangga yang setia mendampingi keluarganya dalam suka dan duka. Sejak kecil, Rizal anak pertama dari lima bersaudara ini sudah terbiasa bergelut dengan kerasnya hidup. Sepulang sekolah, ia tak bermain seperti anak-anak pada umumnya. Ia menyusuri pinggiran laut mencari kepiting, atau menjajakan ikan hasil tangkapan ayahnya. Semua demi satu tujuan: pendidikan.

“Saya sisihkan sedikit demi sedikit untuk membeli buku, pakaian, dan ditabung untuk kuliah,” kenangnya lirih.

Rizal menapaki jenjang pendidikan dasar sejak tahun 1997 dan menyelesaikan SD pada 2003. Di bangku kelas dua SMP, ia mulai menetapkan cita-citanya: ingin menjadi pegawai kantoran. Dengan tekad yang tumbuh dari himpitan ekonomi, Rizal melanjutkan pendidikan ke MAN 1 Aceh Timur, jurusan IPS, dan lulus pada 2008.

Namun, mimpi itu nyaris kandas saat ia hendak melanjutkan kuliah. Kondisi ekonomi keluarga membuatnya harus berpikir keras. Tabungan yang ia kumpulkan sejak madrasah pun menjadi penyelamat. “Saya beli kambing dari tabungan saya, dan kambing itu saya jual untuk biaya pendaftaran kuliah,” ujarnya.

Ia akhirnya berhasil menembus Universitas Samudra Langsa, cabang Idi Rayeuk, dan lulus sebagai sarjana hukum pada 2013. Di sela-sela kuliah, ia tetap bekerja, tak jarang kembali mencari kepiting saat libur untuk membiayai kuliah.

Perjalanan karier Rizal di Kementerian Agama dimulai pada 2012 sebagai penjaga kantor di KUA Idi Rayeuk. Kariernya berlanjut sebagai penjaga kantor di Kantor Kemenag Aceh Timur hingga 2018. Tak berhenti di situ, ia juga dipercaya menjadi tugas tambahan dari pimpinan hingga 2021, lalu kembali ke posisi awal sebagai Pramubakti kantor. Pada 2023 hingga awal 2025, Rizal menjalankan tugas sebagai Humas Kemenag Aceh Timur.

Dan akhirnya, setelah lebih dari satu dekade mengabdi dengan penuh dedikasi, impiannya pun terkabul. Rizal resmi dilantik menjadi ASN PPPK.

“Ini semua berkat doa orang tua, istri, dan anak-anak saya. Allah wujudkan impian saya tepat di saat yang paling indah,” ucap Rizal penuh haru.

Kini, Rizal menjalani hidup bahagia bersama istri tercinta, Masitah,  yang dinikahinya pada 2017, wanita sederhana dari keluarga nelayan juga. Keduanya dikaruniai dua buah hati: Abiel Fahri Ramadhan (6 tahun) dan Saffa Anindya Riftah (1 tahun). Meski masih tinggal di rumah mertua, Rizal tak kehilangan harapan. Ia bermimpi bisa membangun rumah sendiri untuk keluarganya suatu hari nanti.

Kisah Muhammad Rizal bukan sekadar perjalanan dari anak nelayan menjadi ASN. Ia adalah simbol perjuangan gigih yang tak mengenal lelah, keteguhan yang tak goyah oleh keterbatasan, dan bukti nyata bahwa cita-cita tinggi tak pernah terlalu jauh untuk diraih.

“Semoga ini menjadi ladang amal kebaikan dan bisa menginspirasi banyak orang di luar sana,” tutup Rizal dengan senyum penuh syukur.(Herman)