Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh sebagai leading sektor pengendalian pendududk dan keluarga berencana mengharapkan warga Kota Banda Aceh terus meningkatkan partisipasinya untuk pemasangan alat kontrasepsi sebagai upaya penurunan angka stunting dan menciptakan keluarga yang sehat.
Kepala DP3AP2KB Banda Aceh, Cut Azharida, SH, menuturkan kehadiran DP3AP2KB merupakan upaya bagaimana pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kota Banda Aceh berjalan dengan baik serta alat kontrasepsi yang diberikan oleh Pemerintah Aceh dapat tersalurkan sesuai target.
“Jadi, kita terus mendorong pasrtispasi warga Kota Banda Aceh untuk ikut KB, karena KB juga bagian penting dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di Kota Banda Aceh,” kata Cut Azharida, Jumat (25/4/2024).
Ia juga mengatakan, dalam rangka percepatan penurunan stunting dari hulu dimulai sejak calon pengantin bagi pria dan wanita mendaftarkan pernikahannya 3 bulan sebelum pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) agar mendapat bimbingan pernikahan dan di dampingi oleh tim pendamping keluarga yang ada di desa.
“Kita harus mulai dari sebelum pernikahan, salah satunya sejak generasi muda memasuki usia pernikahan, disitulah mereka kita berikan pemahaman terkait kontrasepsi, karena kelahiran harus diatur dengan baik, agar ibu dan bayi sehat,” ujarnya.
Selanjutnya, Cut Azharida mengharapkan, setelah masa nifas ibu mendatangi fasilitas kesehatan atau bidan untuk memakai alat kontrasepsi, agar menjaga jarak kehamilan berikutnya dan bisa sepenuhnya memberikan ASI selama 2 tahun bagi bayi.
“Jadi salah satu cara menjaga jarak kehamilan berikutnya adalah dengan memasang alat kontrasepsi, karena ini juga bagian dari pencegahan dan peurunan angka stunting,” ungkap Cut Azharida.
Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Cut Azharida menjelaskan, Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan tingkat keefektifannya tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi non mkjp.
“MKJP merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Ada berbagai jenis MKJP seperti, Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Implan, Medis operatif wanita (MOW), Medis operasi pria (MOP),” jelasnya.
Sementara AKDR atau biasa disebut intra uterine device (IUD) merupakan alat kontrasepsi yang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang dalam rahim, tingkat keefektifitasannya sampai 99,4% (mencegah 1-5 kehamilan per 100 wanita pertahun) dan dapat mencegah kehamilan hingga 5-10 tahun.
“AKDR dapat dipasang setiap waktu dalam siklus haid, pada hari pertama sampai ke-7 siklus haid atau segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, atau setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL), atau segera setelah keguguran,” terangnya.
Sedangkan MOW atau biasa disebut dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang bertujuan menghentikan kesuburan dengan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine/ tuba falopii. MOW sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka kegagalan setelah MOW adalah 0,5 kehamilan per 100 perempuan selma tahun pertama penggunaan.

“Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran telur (tuba Fallopii). Kemudian MOP atau bisa disebut dengan vasektomi merupakan metode kontrasepsi permanen bagi pria dengan prosedur klinis untuk menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan pengikatan/ pemotongan saluran sperma (vas deferens) sehingga pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi,” urai Cut Azharida.
Untuk Implan atau alat kontrasepsi yang dipasang dibawah lapisan kulit pada lengan atas sebelah kiri bagian samping dalam.
“Implan sangat efektif, ditunjukkan dengan kegagalan mencegah kehamilan yang kecil, Implan dapat dipasang setiap saat, saat ini banyak warga yang sudah mulai memasang implan, karena bisa dipasang kapan saja,” ucapnya.
Cut Azharida menyatakan, bahwa alat kontrasepsi juga menjadi salah satu media yang bisa digunakan untuk mencegah stunting. Menurutnya, ada berbagai hal yang bisa menyebabkan stunting, baik dari aspek lingkungan, makanan juga dekatnya kelahiran antara anak bisa menjadi salah satu yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
“Terlalu dekat jarak kelahiran anak itu salah satu penyebab stunting, maka dari itu kita anjurkan untuk semua keluarga agar menggunakan alat kontrasepsi, dalam rangka menekan angka stunting,” pungkas Cut Azharida. (AMZ/*)