Akademisi Luar Negeri Jadi Pembicara ICONIC IV dan ICAIOS IX

Peserta Konferensi internasional dengan mengusung tema 'Islamic History and Heritage: Remembering the Past, Remaking The Future', foto bersama di Kampus Pascasarjana UIN Ar-Raniry.FOTO/HUMAS UIN AR-RANIRY)

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh kembali menyelenggarakan konferensi internasional dengan mengusung tema ‘Islamic History and Heritage: Remembering the Past, Remaking The Future’, berlangsung pada 23-24 Agustus 2023 di Kampus Pascasarjana UIN Ar-Raniry.

Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof Eka Srimulyani, MA PhD menjelaskan, Konferensi tersebut merupakan agenda dua tahunan yang dilaksanakan oleh Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Konferensi yang mengambil nama International Conference on Islamic Civilization (ICONIC) yang ke empat ini dilaksanakan bersama dengan International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) ke 9 di Banda Aceh.

“Kebetulan tahun ini bertepatan dengan konferensi ICAIOS yang merupakan lembaga internasional mitra strategis UIN Ar-Raniry, jadi kita melaksanakan konferensi bersama-sama,” kata Prof Eka, Kamis (24/8/2023), disela-sela Konferensi yang berlangsung di Pascasarjana UIN Ar-Raniry.

Profesor Eka menyebutkan, selama kegiatan konferensi ini juga diisi ragam rangkaian kegiatan, di antaranya pemaparan abtract oleh 10 Keynote Speakers nasional dan internasional serta parallel session yang akan diisi oleh 109 presenter dan 26 invited speakers.

Ia menyampaikan, dari peserta yang diseleksi ada seratusan presenter yang mengirimkan full paper yang akan dipresentasikan dalam konferensi. Pada umumnya mereka adalah dosen perguruan tinggi dari berbagai kota di Indonesia.

“Konferensi ICONIC-ICAIOIS hadir beberapa pembicara kunci dari kampus-kampus terkemuka internasional, yaitu Prof Zulfan Tadjoeddin dari Western Sydney University, Australia; Prof Mehmed Ozay, dari International Islamic University of Malaysia, Malaysia; Mahmood Kooria PhD, dari Leiden University, Belanda; Prof Dr Muhammad Faizal, dari Institut Kemahiran Islam Darul Ridzuan (IKDAR), Malaysia; Prof Sher Banu A.L. Khan, dari National University Singapore, Singapura.

Selain itu juga dari beberapa universitas Islam dalam negeri seperti Prof Dr Mohammad Al-Marakeby dari Indonesia International Islamic University (UIII), Prof Dr Amirul Hadi, dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; Prof Amelia Fauzia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; Prof Oman Fathurrahman dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, serta dari UIN Ar-Raniry sendiri yakni Reza Idria PhD, dan Dr Eng Nur Aida.

Sementara itu, Pj. Gubernur Aceh yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Dr H Iskandar, Ap S Sos MSi dalam sambutannya saat membuka konferensi internasional ICONIC ke-4 dan ICAIOS ke-9, Selasa (22/8/2023), disela saat Konferensi di Pendopo Gubernur Aceh, menyampaikan selamat dan sukses atas terlaksananya even internasional yang berlangsung di Aceh.

Ia menilai bahwa tema konferensi yang diambil tersebut sangat tepat, yaitu Islamic History and Heritage: Remembering the Past, Remaking the Future, untuk memetakan posisi diri dalam peradaban dunia dan apa yang harus dilakukan sebagai pelaku sejarah itu sendiri.

“Pembahasan dan pengkajian tentang peradaban Islam butuh kerja keras serta keseriusan dalam tiap kajiannya, untuk selanjutnya dikembangkan demi kemajuan masa mendatang,” ujarnya.

Iskandar juga menyampaikan harapan, bahwa para ilmuwan dapat mengembalikan kejayaan Aceh, dengan kajian ilmiahnya yang digunakan dalam eksekusi kebijakan pemerintah, serta seluruh aspek bisa bersinergi dalam membangun peradaban.

“Energi akan efisien manakala kita bersatu pandang, bersatu gerak dan langkah membangun negeri,” pungkas Iskandar.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Prof Dr Khairuddin, MAg dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof Dr Saifullah, SAg MAg, Pembina ICAIOS, Marcus Willhelmus Bellen, para Keynote Speakers, hingga para peserta parallel session. (Aril)