Ketua Dekranasda Aceh Besar Hadiri Peluncuran KPEA dan Lomba Fashion Desain di Balai Kota Banda Aceh

Ketua Dekranasda Aceh Besar, Hj. Rita Mayasari, menyerahkan sertifikat kepada model fashion pada acara peluncuran KPEA dan Lomba Fashion Desain di Aula Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (23/8/2025). FOTO/ ROJA

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar, Hj. Rita Mayasari, menghadiri acara peluncuran Komunitas Peduli Etnik Aceh (KPEA) yang dirangkai dengan Lomba Fashion Desain di Aula Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (23/8/2025).

Acara tersebut menjadi momentum penting bagi insan kreatif Aceh untuk menampilkan karya terbaik yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal. Puluhan desainer muda dari berbagai daerah unjuk kebolehan dengan menghadirkan busana bercorak modern yang tetap berakar pada tradisi etnik Aceh.

Usai kegiatan, Hj. Rita Mayasari memberikan apresiasi tinggi atas lahirnya KPEA. Menurutnya, komunitas ini hadir sebagai ruang baru sekaligus wadah inspirasi bagi para desainer muda untuk berkarya dan melestarikan budaya Aceh.

“Dekranasda Aceh Besar sangat mendukung kegiatan yang mengedepankan pelestarian budaya melalui karya kreatif. Saya percaya, dengan adanya KPEA, para desainer muda akan semakin termotivasi untuk mencintai dan memperkenalkan etnik Aceh melalui karya mereka,” ujar Hj. Rita.

Ia menegaskan bahwa Aceh memiliki khazanah budaya yang luar biasa, mulai dari wastra, motif khas, hingga kerajinan tangan yang penuh makna. Semua itu, menurutnya, merupakan sumber ide yang tidak pernah habis.

“Motif dan kain Aceh punya filosofi mendalam. Jika diolah dengan baik, ia tidak hanya menjadi busana, tetapi juga simbol identitas yang dapat dibanggakan di tingkat nasional maupun internasional. Saya berharap generasi muda Aceh tampil percaya diri dengan karya yang menonjolkan ciri khas budaya kita,” tambahnya.

Lebih jauh, Rita menilai bahwa lomba fashion desain bukan hanya ajang kreativitas, tetapi juga peluang besar mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis budaya.

“Jika konsisten dikembangkan, produk berbasis kearifan lokal tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor fashion mampu membuka lapangan kerja baru dan menjadikan budaya sebagai aset ekonomi bernilai tinggi,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Aceh, Meutia Juliana, S.STP, M.Si, yang membuka acara, menekankan pentingnya sinergi antara kreativitas, pelestarian budaya, dan pemberdayaan perempuan.

“Kami di DPPPA sangat mendukung kegiatan ini karena bukan hanya bicara tentang fashion, tetapi juga tentang bagaimana budaya bisa menjadi sarana pemberdayaan. Khususnya bagi perempuan muda Aceh agar bisa berkarya sekaligus mandiri,” ungkap Meutia.

Meutia juga menegaskan bahwa pelestarian budaya perlu dilakukan dengan cara yang adaptif dan dekat dengan generasi muda.

“Budaya harus terus hidup di tengah perkembangan zaman. Dengan cara kreatif seperti fashion show ini, anak-anak muda akan merasa lebih dekat dengan akar budayanya,” ujarnya.

Ia berharap keberadaan KPEA dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk berkolaborasi dan melahirkan karya yang tidak hanya bernilai seni, tetapi juga memberi dampak sosial.

Ketua Dekranasda Aceh Besar, Hj. Rita Mayasari, foto bersama model fashion pada acara peluncuran KPEA dan Lomba Fashion Desain di Aula Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (23/8/2025). FOTO/ ROJA

“Kita ingin budaya tidak hanya dipamerkan di atas panggung, tetapi juga hadir dalam keseharian masyarakat. Dari busana, motif, hingga kerajinan, semuanya bisa menjadi kebanggaan dan ciri khas Aceh di mata dunia,” tutur Meutia.

Sementara itu, Ketua KPEA, Nelisma Amin, menyampaikan rasa syukur atas terbentuknya komunitas tersebut. Ia menegaskan bahwa KPEA hadir untuk membangkitkan kembali semangat generasi muda dalam menjaga akar budaya Aceh.

“Kami ingin menghidupkan kembali semangat agar budaya tidak dilupakan. Melalui fashion dan karya seni, Aceh bisa lebih dikenal luas,” kata Nelisma.

Ketua Panitia, Cut Soraya, dalam laporannya turut menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak.

“Kegiatan ini hanya bisa berjalan berkat dukungan bersama. Kami berharap lomba ini menjadi agenda tahunan yang melahirkan lebih banyak karya kreatif anak-anak Aceh,” ujarnya.

Peluncuran KPEA dan lomba fashion desain berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari peserta maupun pengunjung. Hj. Rita Mayasari bahkan ikut menyerahkan hadiah kepada pemenang harapan I serta meninjau stan UMKM bersama Kepala DPPPA Aceh, Meutia Juliana.

Dengan dukungan dari Dekranasda, DPPPA, serta komunitas pecinta budaya, kegiatan ini menandai babak baru upaya pelestarian budaya Aceh yang dikemas secara kreatif, modern, sekaligus bernilai ekonomi.(Rinaldi)