Peringati 20 Tahun Tsunami, KAMMI Banda Aceh Adakan Doa Bersama dan Dialog Publik

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Banda Aceh mengadakan Doa Bersama dan Dialog Publik memperingati 20 tahun bencana Tsunami Aceh. Acara ini mengusung tema Tsunami Aceh: Peran Pemuda dan Organisasi Islam dalam Gerakan Kemanusiaan, di Aula Dinas Sosial Aceh, Senin (23/12/2024).

Ketua Panitia, Rahmat Thaifuri, melaporkan, kegiatan ini dihadiri oleh 70 peserta dari berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti HMI, IMM, PMII, dan lainnya.

“Tujuan kegiatan ini untuk mendoakan para korban tsunami dan keluarganya. Selain itu, acara ini menjadi wadah pertemuan tokoh-tokoh dari kalangan akademisi, politisi, dan pemerintah untuk berdiskusi tentang informasi terkini, mulai dari aspek teknis hingga rekomendasi regulasi mitigasi bencana tsunami,” ujar Rahmat.

Rahmat menambahkan, acara ini menghadirkan narasumber kompeten dari berbagai bidang untuk menggali upaya mitigasi bencana dari perspektif yang berbeda. “Diharapkan, dengan adanya dialog ini, Aceh mampu meminimalisir dampak bencana di masa depan,” lanjutnya.

Adapun narasumber yang hadir, Azhari Cage, SIP (Anggota DPD-RI Dapil Aceh), Maulana Akhbar (Anggota DPRK Aceh Besar), dan Fazli, S.Km, M.Kes. (Sub Koordinator Kesiapsiagaan BPBA).

Azhari Cage, dalam pemaparannya, menyatakan, meskipun tsunami merupakan musibah besar, terdapat hikmah yang dapat dipetik.

“Bencana ini menghentikan konflik berkepanjangan antara GAM dan TNI, membawa Aceh ke panggung internasional dan banyak lagi hal positif yang bisa diambil pelajaran,” jelas Azhari.

Ia mengajak masyarakat lebih terbuka dalam menyikapi setiap peristiwa, termasuk bencana.

Sementara itu, Maulana Akhbar menekankan pentingnya peran pemuda dalam menciptakan inovasi dan kegiatan yang berorientasi pada masyarakat.

“Pemuda harus terus berinovasi dan terlibat langsung dalam edukasi kesiapsiagaan bencana, seperti yang kita lakukan dalam acara ini,” tegas Maulana.

Fazli, narasumber terakhir, mengungkapkan, meskipun bencana tidak dapat dicegah, dampaknya dapat diminimalisir.

“Kita perlu memperkuat regulasi dan memastikan semua pihak siap saat bencana terjadi. Ini langkah penting dalam membangun kesiapsiagaan di semua lini,” ungkap Fazli.

Sementara Ketua Umum KAMMI Banda Aceh, Khairul Rahmad, S.Ag, saat penutupan acara, menyampaikan harapannya agar dialog ini dapat memberikan wawasan dan pelajaran berharga dari bencana masa lalu.

“Kami berharap kegiatan ini mampu meningkatkan kesiapsiagaan Aceh dalam menghadapi bencana di masa depan, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir,” tutup Khairul. (Herman/Sayed M. Husen)