Rumah Wakil Pemimpin Hamas di Sergap Israel

Ilustrasi (foto : uinsgd.ac.id)

Kabarnanggroe.com, Jakarta – Saksi melihat militer Israel menggerebek rumah milik pimpinan senior kelompok Hamas. Tak hanya itu, anggota keluarga pimpinan Hamas itu pun ditahan.

Dilansir AFP, Minggu (22/10/2023), pimpinan Hamas yang ditahan itu adalah Saleh al-Aruri. Dia adalah wakil pemimpin umum Hamas Ismail Haniyeh dan salah satu pendiri sayap militer kelompok Islam tersebut.

Berbasis di Lebanon, dia adalah target utama Israel setelah serangan 7 Oktober ketika militan Hamas dari Gaza menyerbu Israel selatan dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang, menurut pejabat Israel.

Sejak itu, lebih dari 4.300 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas dalam pemboman Israel yang tiada henti, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

Pasukan memasuki rumah Aruri di desa Arura, sekitar 20 kilometer (12 mil) utara Ramallah, saat fajar pada hari Sabtu, menangkap lebih dari 20 orang, termasuk salah satu saudara laki-lakinya dan sembilan keponakannya, kata Wali Kota Ali al-Khasib dan para saksi kepada AFP.

Puluhan Orang diinterogasi

Di luar rumah, tentara memasang spanduk wakil Hamas dengan latar belakang bendera Israel yang bertuliskan: “Ini adalah rumah Saleh Aruri dan telah menjadi markas Abu al-Nimer — intelijen Israel”, kata para saksi mata. dengan gambarnya dibagikan secara luas secara online.

Penduduk desa mengatakan Abu al-Nimer adalah petugas intelijen Israel yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, tentara mengatakan serangan itu dilakukan bersama dengan dinas keamanan internal Shin Beth dan mengakibatkan penangkapan “puluhan anggota Hamas” di antara mereka adalah kerabat Aruri. Mereka membenarkan penggunaan rumah itu “untuk penahanan dan interogasi para aktivis”.

Israel menuduh Aruri, yang ditunjuk sebagai wakil Haniyeh pada tahun 2017, mengorganisir beberapa serangan.

Dia menghabiskan hampir 20 tahun di penjara Israel dan dibebaskan pada tahun 2010 dengan syarat dia harus diasingkan.

Sejak konflik Gaza meletus, puluhan orang tewas dalam insiden dengan pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki.