SP Aceh Bentuk Forum Perempuan Hebat

*Perkuat Kepemimpinan Akar Rumput

Foto bersama usai Pembentukan Forum Perempuan Pemimpin Akar Rumput selama dua hari terakhir, di Orion Hall, Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu (22/6/2025). FOTO/ DOK SP ACEH

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho — Solidaritas Perempuan (SP) Aceh menggelar kegiatan Pembentukan Forum Perempuan Pemimpin Akar Rumput selama dua hari terakhir, di Orion Hall, Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu (22/6/2025).

Kegiatan tersebut merupakan hasil dari proses panjang pengorganisasian yang telah dilakukan SP Aceh di lima belas gampong selama dua tahun terakhir (2024–2025), meliputi Gampong Meunasah Bak U, Pulot, Deah Mamplam, Naga Umbang, Meunasah Lambaro, Meunasah Mesjid, Meunasah Cut, Meunasah Moncut, Lambaro Seubun, Lambadeuk, Meunasah Baro, Seumeureung, Weubada, Meureu Uleetiti, dan Peunayong. Pengorganisasian ini telah menjangkau 240 perempuan akar rumput dan 20 perempuan pemimpin, dengan fokus pada peningkatan pemahaman, kapasitas, kesadaran, dan keterampilan mereka agar mampu menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing.

Koordinator Program Solidaritas Perempuan Aceh, Yeni Hartini menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan menciptakan ruang aman dan kolektif bagi perempuan pemimpin akar rumput untuk saling berbagi pengalaman, memperkuat solidaritas, serta menyusun strategi advokasi bersama.

“Dengan terbentuknya Forum Perempuan Pemimpin di Akar Rumput, kami berharap akan tercipta gerakan bersama yang lebih kuat dalam mengadvokasi situasi yang dihadapi oleh perempuan, khususnya di tingkat akar rumput,” ujar Yeni Hartini.

Forum tersebut diberi nama “Forum Perempuan Hebat”, yang dipilih langsung oleh para peserta sebagai simbol semangat dan kekuatan perempuan dalam memimpin dan memperjuangkan hak-haknya. Tiga orang perempuan terpilih sebagai pengurus inti forum ini, yakni Ida Nuraini dari Gampong Peunayong, Murni Basri dari Gampong Meunasah Baro, dan Umi Kalsum dari Gampong Meunasah Lambaro.

Ketiga pengurus tersebut bertugas menyusun rencana kerja dan mengkoordinasikan kebutuhan di wilayah masing-masing sebagai basis advokasi ke depan. Salah satu agenda strategis yang telah dirancang adalah melakukan audiensi dengan Bupati Aceh Besar terkait dua isu penting, yaitu kekerasan terhadap perempuan dan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di kawasan hutan Lampuuk yang saat ini belum memiliki status hutan lindung.

“Kami ingin suara perempuan akar rumput benar-benar didengar. Forum ini bukan hanya tempat berkumpul, tapi menjadi ruang aksi nyata untuk menyuarakan hak-hak kami,” ujar Ida Nuraini, Ketua Forum Perempuan Hebat yang baru terpilih.

Kegiatan tersebut ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antaranggota forum untuk terus membangun solidaritas, memperluas pengaruh kepemimpinan perempuan, serta berperan aktif dalam pembangunan yang adil dan berkeadilan gender.(Wahyu/*)