Ketua Gerindra Banda Aceh, Kecam Pernyataan Ketua DPRA

* Terkait SK Plt Sekda Aceh

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Banda Aceh Ramza Harli FOTO/ DOK GERINDRA BANDA ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pernyataan Ketua DPR Aceh, Zulfadli terkait persoalan SK Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Alhudri dikecam keras karena dianggap blunder dan Melecehkan Partai Gerindra. Kecaman itu disampaikan Ramza Harli, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Banda Aceh dalam keterangan persnya, Sabtu (22/2/2025).

Ramza mengecam pernyataan sang Ketua DPRA yang disampaikan dalam rapat paripurna pengambilan sumpah dan pelantikan Wakil Ketua DPRA, Jum’at 21 Februari 2025. Hal ini lantaran Zulfadli telah masuk ke hal-hal teknis administratif sehingga ketika masalah tersebut diangkat ke publik justru ditangkap oleh masyarakat sedang menelanjangi Gubernur yang seolah-olah dapat di intervensi oleh sekelompok orang.

“Sebenarnya menurut yang saya pahami, menyangkut penunjukan Plt Sekda Aceh, itu adalah haknya eksekutif, bukan ranah legislatif untuk mencampurinya,” ungkapnya.

Ramza menyesalkan pernyataan Ketua DPRA dari Partai Aceh itu, pasalnya pada kesempatan itu, Ketua DPRA menyinggung jumlah kursi DPRA Partai Gerindra, tentu saja itu melecehkan wibawa Partai yang dipimpin oleh Presiden Indonesia.

“Sebagai kader, Kami sangat menyesalkan pernyataan ketua DPRA Aceh yg menyerang Partai Gerindra tanpa ada bukti, terlebih menyerang pribadi Ketua dan Bendahara DPD Gerindra Aceh. Dia juga menyebutkan jangan atur Aceh dengan lima kursi. Ini juga merendahkan marwah partai kami,” tegasnyanya.

Ia menyampaikan, pernyataan Ketua DPR Aceh, Zulfadli dengan nada emosi seperti itu telah melukai hati seluruh kader Gerindra Aceh.

“Kami sebagai kader Gerindra memiliki jiwa militan dan sudah ditanamkan ideologi partai oleh pak Prabowo, akan melawan siapapun yang melecehkan partai kami. Marwah partai adalah segala-galanya bagi kami. Melecehkan pimpinan partai sama saja dengan melecehkan wibawa partai kami,” jelasnya.

Menurut Ramza pernyataan Ketua DPR Aceh, Zulfadli seperti itu, bisa merusak keharmonisan, mengadu domba dan dikhawatirkan akan memperkeruh hubungan Partai Gerindra dengan Partai Aceh yang telah terjalin cukup harmonis selama 15 tahun belakangan ini.

“Saya tidak bisa terima nama partai kami terseret dalam perkataan dia yang diucapkannya dengan emosi dan nada tinggi dalam rapat paripurna. Dia juga menyebut nama Prabowo. Seharusnya didalam rapat tertinggi lembaga terhormat itu tidak boleh seorang ketua dengan nada emosi memimpin rapat paripurna, apalagi pernyataan dia telah beredar luas ke publik,” ucap Ramza

Dirinya meminta kepada Ketua DPR Aceh, Zulfadli untuk segera dapat mencabut dan meralat pernyataan yang tidak pantas tersebut, agar suhu politik bisa mereda kembali dan keharmonisan di internal pendukung Mualem-Dek Fadh bisa terjaga terus.

“Mari sama-sama kita bersatu padu agar Mualem-Dek Fadh bisa berkonsentrasi untuk memajukan Aceh. Tidak ada gunanya kita mainkan politik yang keji, karena yang lebih penting kita pikirkan nasib rakyat. Bagi kami kader Gerindra kepentingan rakyat adalah segala-galanya seperti yang selalu diajarkan oleh bapak Prabowo,” tutupnya. (AMZ/*)