Bulan Maulid, Momentum Menghidupkan Sunnah Nabi

Kabarnanggroe.com, Aceh Besar — Momentum Maulid Nabi adalah waktu yang sangat tepat memperkuat kecintaan kita kepada Nabi dengan menghidupkan sunnah-sunnah beliau. Para ulama dan pendakwah dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengingatkan umat tentang pentingnya meneladani Nabi, memperkuat akidah, ibadah, dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pimpinan Dayah Daruzzahidin, Tgk. Dr. H. Abdul Razak, Lc, MA akan menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Buengcala Kecamatan Kuta Baro, 20 September 2024 bertepatan dengan 16 Rabiul Awwal 1446 H.

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitab al-I’lam bi Fatawa Aimmatil Islam menyatakan, bahwa perkumpulan dalam rangka Maulid Nabi adalah kesempatan emas untuk berdakwah. Melalui kesempatan ini, umat dapat diingatkan tentang akhlak, ibadah, dan teladan hidup Nabi Muhammad yang mulia.

“Oleh karena itu, Maulid bukan sekadar perayaan, tetapi momen berharga untuk memperkuat ikatan spiritual kita dengan Rasulullah,” ungkap Tgk Abdul Razak.

Ketua Komisi B MPU Aceh Besar yang mimbidangi Pendidikan dan Penelitian ini mengajak jamaah, sebagai bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad, mari kita hidupkan sunnah-sunnah beliau dalam kehidupan kita. Meneladani akhlak mulia, menjalankan ibadah yang beliau ajarkan, dan menjauhi perbuatan yang dilarang adalah cara kita menunjukkan cinta yang nyata kepada Nabi. Semoga Allah Swt senantiasa menguatkan kita untuk terus berpegang teguh pada ajaran Rasulullah.

Menurutnya, salah satu bentuk cinta yang paling sejati kepada Nabi Muhammad adalah dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya, terutama di bulan di mana beliau dilahirkan. Menghidupkan sunnah Nabi berarti mengikuti jejak langkahnya dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam ibadah, akhlak, maupun hubungan sosial, kita hendaknya menjadikan Nabi sebagai teladan utama.

“Setiap sunnah yang kita amalkan bukan hanya tanda cinta, tetapi juga harapan agar kita diakui sebagai umat yang setia pada hari kiamat nanti,” ujar Tgk. Abdul Razak.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an: “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 31).

Di penghujung khutbah, Tgk. Abdul Razak mengutip pandangan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatihul Ghaib, yang menyebutkan bahwa kecintaan yang sejati kepada Allah tampak dari sejauh mana kita meneladani Rasul-Nya. Jika seseorang mengklaim mencintai Allah tetapi tidak mengikuti Rasulullah, maka cintanya itu diragukan.